Tak hanya dilatih kesamaptaan seperti prajurit, dalam Diklat 1 Papag Setra ini juga, para peserta diminta untuk mengikuti tes psikotes.
Lembar psikotes yang diberikan pun memiliki standar ilmiah yang cukup membuat para peserta harus berpikir keras saat mengisinya.
Menurut Ketua Umum Papag Setra Indonesia, Asep B Kurnia atau Aa Maung, dirinya memang sengaja ingin memberikan nuansa berbeda dalam Diklat 1 Juri Papag Setra ini.
''Para juri ini akan menjadi penjaga utama nilai-nilai dalam pelestarian seni budaya Penca Tradisional, termasuk menanamkan nilai Papag Setra yakni Benar, Jujur, Satria,''ungkap Aa Maung.
Untuk itu, kata Aa Maung, para juri ini harus diketahui terlebih dahulu karakter pribadinya melalui Psikotes. Dan penilaian dalam psikotes ini, kata dia, akan sangat ilmiah karena langsung dikerjakan oleh Pakar Psikologi dari Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani).
Selanjutnya, kata Aa Maung, para calon juri ini juga ditempa dengan kedisiplinan ala militer yang instrukturnya langsung dari Pusdikjas Angkatan Darat. Hal ini, kata Aa Maung, diperlukan supaya para juri ini memiliki kebugaran yang prima saat melakukan penilaian di Lomba Ibing Penca Tradisional yang akan digelar nanti.
Tak hanya itu, kata dia, para juri ini pun nantinya akan mampu mendisiplinkan para peserta saat lomba Ibing Penca Tradisional ini digelar.
''Dalam diklat ini juga para calon juri ini juga nanti akan dituntut untuk bisa Ngibing. Jangan sampai menjadi juri Lomba Ibing Penca, tapi tidak bisa Ngibing,''jelas Aa Maung.
Adapun dalam Lomba Ibing Penca Papag Setra yag akan digelar nanti, akan dilombakan kategori Ngibing Tunggal, Rampak dan Demonstrasi.