Fenomena Aphelion Sebabkan Cuaca Di Indonesia Lebih Dingin? Ini Penjelasan BMKG

- 7 Juli 2023, 18:52 WIB
Cek Fakta : Dampak Fenomena Aphelion cuaca Menjadi Terasa Dingin? Begini Penjelasan BMKG
Cek Fakta : Dampak Fenomena Aphelion cuaca Menjadi Terasa Dingin? Begini Penjelasan BMKG /Instagram @infobmkg

KILASCIMAHI - Benarkah fenomena Aphelion telah menyebabkan cuaca di Indonesia lebih dingin dari biasanya? Simak penjelasan BMKG.

Sat ini viral di media sosial yang menyebutkan bahwa fenomena Aphelion telah menjadi penyebab cuaca di Indonesia lebih dingin.

Dalam narasi di medsos itu disebutkan bahwa fenomena Aphelion merupakan posisi terjauh matahari dari bumi sehingga menyebabkan cuaca di Indonesia khususnya lebih dingin dari biasanya.

Benarkah kondisi cuaca lebih dingin di Indonesia ini karena terpengaruh fenomena Aphelion atau letak posisi matahari yang menjauh?

Baca Juga: CEK FAKTA: Viral Informasi Dari BMKG Akan Ada Gempa Susulan Cianjur Akan Terjadi di Bendungan Cirata!

Untuk mengetahuinya, simak ulasan lengkap dari BMKG berikut ini.

Untuk diketahui, fenomena Aphelion ini adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli.
Meski demikian, kondisi cuaca dingin yang terjadi di wilayah Indonesia pada periode bulan Juli tidak terkait dengan fenomena Aphelion.

Dikutip dari laman resmi BMKG, disebutkan bahwa saat Aphelion, posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi.

Kendati begitu, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan bumi.

Fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli - September).

Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga NTT berada pada musim kemarau. Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur-tenggara yang berasal dari Benua Australia. Pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin.

Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudra Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) terasa juga lebih dingin.

Baca Juga: Wow!Promo Gojek Terbaru Juli 2023, Tiket Nonton Murah Sampai Naik GoCar Diskon 90%

Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari.

Hal ini dikarenakan tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

Tak hanya itu, langit yang cenderung bersih awannya (clear sky) akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar sehingga kemudian membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari. Hal ini yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari.

Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun, bahkan hal ini pula yang nanti dapat menyebabkan beberapa tempat seperti di Dieng dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya, berpotensi terjadi embun es (embun upas) yang dikira salju oleh sebagian orang.

Baca Juga: Viral Fenomena Langka Mengerikan: Air Menyembur dari dalam Tanah Setinggi 6 Meter di Kawasan Gunung Kidul?

Demikian cek fakta mengenai kondisi cuaca Indonesia yang lebih dingin dari biasanya yang disebut disebabkan fenomena Aphelion.

 

 

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x