Cerita Yohanes Prasetyo Di Tragedi Kanjuruhan Malang, Minta Aparat Tak Tembakkan Gas Air Mata Malah Dipukul

- 7 Oktober 2022, 16:58 WIB
Cerita Yohanes Prasetyo di tragedi Kanjuruhan, minta aparat tak tembakkan gas air mata malah dipukul
Cerita Yohanes Prasetyo di tragedi Kanjuruhan, minta aparat tak tembakkan gas air mata malah dipukul /ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto.

KILASCIMAHI - Salah satu Aremania, Yohanes Prasetyo Rahawarin menceritakan moment saat ia menyaksikan Tragedi Kanjuruhan, Malang yang menewaskan 131 orang pada Sabtu 1 Oktober 2022.

Seperti diketahui, video yang direkam sendiri oleh Yohanes Prasetyo saat Tragedi Kanjuruhan itu viral di media sosial.

Dalam video tersebut Yohanes Prasetyo lari turun ke lapangan untuk meminta aparat agar tak tembakkan gas air mata ke arah tribun yang justru disambut bentakkan oleh pihak aparat keamanan saat malam Tragedi Kanjuruhan tersebut terjadi.

Yohanes Prasetyo kemudian diundang di acara Mata Najwa yang disiarkan secara langsung terkait video viralnya di Stadion Kanjuruhan yang menjadi tragedi berdarah dari Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta pada Kamis 6 Oktober 2022. Menko Polhukam, Mahfud MD turut hadir dan duduk di sebelah Yohanes.

Baca Juga: Profil Abdul Haris, Ketua Panpel Arema FC dan Tersangka Tragedi Kanjuruhan Serta Pelanggan Sanksi Komdis PSSI

Di depan Najwa Shihab, Yohanes Prasetyo mengatakan sebelum peristiwa di Stadion Kanjuruhan itu terjadi, dia sama sekali tidak memiliki niatan untuk turun ke area lapangan. Ia justru ingin pulang karena harus bekerja setelah menyaksikan pertandingan tim Arema vs Persebaya yang dimenangkan Persebaya dengan skor terakhir 3-2 malam itu.

"Saya sebenarnya enggak ada inisiatif turun ke lapangan. Saya mau pulang, saya mau kerja setelah pulang lihat Arema," cerita Yohanes yang tak kuasa menahan air mata saat menceritakan peristiwa di Stadion Kanjuruhan yang dikutip dari tayangan youtube Mata Najwa, Kamis 6 Oktober 2022.

Namun keinginan Yohanes untuk keluar dari stadion dan pergi bekerja tak terjadi. Ia justru terkena gas air mata yang ditembakkan oleh aparat keamanan yang membuat matanya perih.

Yohanes juga mendengarkan jeritan minta tolong dari anak kecil dan ibu-ibu yang berada di Stadion Kanjuruhan. Suara-suara itu yang membuatnya kemudian memutuskan untuk turun ke area lapangan sekaligus meminta aparat keamanan agar tak menembakkan gas air mata ke arah tribun.

"Awal pak polisi bilang, 'oiya bilangin teman-temanmu'. Waktu itu [ada] satu oknum itu berteriak sama saya, mulai membentak-bentak, itu mulai ada serangan kepada saya. Awal serangan dari belakang, mengarah ke kepala, itu serangan beberapa kali, saya tidak melihat siapa yang menyerang, ndak melihat orangnya siapa, tidak melihat identitasnya," tuturnya pilu.

Halaman:

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x