KILASCIMAHI- Tragedi Kanjuruhan meninggalkan banyak cerita pilu.
Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu merupakan salah satu tragedi terburuk sepanjang sejarah sepak bola Indonesia, bahkan dunia.
Tragedi yang terjadi setelah laga Arema FV Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan itu menelan korban hingga 125 jiwa melayang.
Belum lagi ratusan lainnya yang mengalami luka-luka serius pasca tragedi Kanjuruhan, Malang.
Salah satu kisah pilu dari tragedi Kanjuruhan ini berasal dari seorang wanita yang bernama Endah Wahyuni.
Endah tidak menyangka bahwa kedua adiknya, Farel dan Cahyo, akan pergi untuk selamanya pada saat yang bersamaan.
Farel dan Cahyo pamit untuk datang langsung mendukung Arema FC melawan Persebaya di stadion Kanjuruhan ternyata menjadi pamitan terakhir untuk pergi selama-selamanya.
Kisah pilu lainnya dari tragedi Kanjuruhan juga harus dialami oleh Muhammad Alfiansyah (11 tahun).
1 Oktober lalu, Alfi demikian Alfiansyah disapa, bersama kedua orangtuanya, paman beserta sepupunya menonton langsung pertandingan Arema Fc vs Persebaya di stadion Kanjuruhan.