Nuansa Baru Diklat Ke 1 Juri Papag Setra, Latih Kedisiplinan, Kejujuran dan Sikap Satria

12 Agustus 2023, 19:11 WIB
Para peserta Dilat 1 Juri Paguyuban Paguron Seni Penca Tradisional (Papag Setra) Indonesia tengah mengisi soal Psikotes di dalam kelas di Pusat Pendidikan Jasmani (Pusdikjas) Angkatan Darat, Sabtu 12 Agustus 2023 /Riffa Anggadhitya/

KILASCIMAHI - Diklat 1 Paguyuban Paguron Seni Penca Tradisional (Papag Setra) Indonesia digelar di Pusat Pendidikan Jasmani (Pusdikjas) Angkatan Darat, Baros, Kota Cimahi, Sabtu 12 Agustus 2023.

 

Diikuti puluhan peserta yang berasal dari DKI Jakarta, Banten dan beberapa daerah dari Jawa Barat, Diklat 1 Juri Papag Setra ini menghadirkan suasana yang sangat berbeda dibandingkan dengan diklat di dunia pencak silat pada umumnya.

Sebanyak 54 peserta Diklat 1 Juri Papag Setra ini menginap di barak militer dan harus mengikuti aturan militer yang berlaku di Pusdikjas.

''Bangun pagi setelah sholat subuh, kami langsung dilatih kesamaptaan, mulai dari baris berbaris, push up oleh instruktur dari Pusdikjas,''ungkap salah seorang peserta asal DPD Papag Setra Purwakarta, Tasrif Pribadi.

Baca Juga: Siapa Poppy Capella? Berikut Biodata Direktur Miss Universe Yang Viral Karena Kasus Foto Bugil!?

Tak hanya dituntut kebugaran fisi, Tasrif mengakui, Diklat 1 Juri Papag Setra juga diajarkan mengenai kedisiplinan dan kekompakan. Hal ini terbukti saat jam makan yang semuanya mengikuti aturan militer.

Menurut dia, para peserta tak bisa langsung mengambil nasi dan lauk pauk jika belum ada komando. Tak hanya itu, kata dia, waktu untuk makan pun sangat dibatasi.

''Ini sangat berbeda dengan pelatihan di tempat lain. Tapi, ini pengalaman baru yang sangat berkesan,''ungkap Tasrif.

Tak hanya dilatih kesamaptaan seperti prajurit, dalam Diklat 1 Papag Setra ini juga, para peserta diminta untuk mengikuti tes psikotes.

Lembar psikotes yang diberikan pun memiliki standar ilmiah yang cukup membuat para peserta harus berpikir keras saat mengisinya.

Para peserta Dilat 1 Juri Papag Setra Indonesia

Menurut Ketua Umum Papag Setra Indonesia, Asep B Kurnia atau Aa Maung, dirinya memang sengaja ingin memberikan nuansa berbeda dalam Diklat 1 Juri Papag Setra ini.

''Para juri ini akan menjadi penjaga utama nilai-nilai dalam pelestarian seni budaya Penca Tradisional, termasuk menanamkan nilai Papag Setra yakni Benar, Jujur, Satria,''ungkap Aa Maung.

Untuk itu, kata Aa Maung, para juri ini harus diketahui terlebih dahulu karakter pribadinya melalui Psikotes. Dan penilaian dalam psikotes ini, kata dia, akan sangat ilmiah karena langsung dikerjakan oleh Pakar Psikologi dari Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani).

Selanjutnya, kata Aa Maung, para calon juri ini juga ditempa dengan kedisiplinan ala militer yang instrukturnya langsung dari Pusdikjas Angkatan Darat. Hal ini, kata Aa Maung, diperlukan supaya para juri ini memiliki kebugaran yang prima saat melakukan penilaian di Lomba Ibing Penca Tradisional yang akan digelar nanti.

Tak hanya itu, kata dia, para juri ini pun nantinya akan mampu mendisiplinkan para peserta saat lomba Ibing Penca Tradisional ini digelar.

''Dalam diklat ini juga para calon juri ini juga nanti akan dituntut untuk bisa Ngibing. Jangan sampai menjadi juri Lomba Ibing Penca, tapi tidak bisa Ngibing,''jelas Aa Maung.

Adapun dalam Lomba Ibing Penca Papag Setra yag akan digelar nanti, akan dilombakan kategori Ngibing Tunggal, Rampak dan Demonstrasi. 

''Jadi saya harap, semua peserta ini bisa mengikuti diklat ini dengan baik dan bisa lulus semua berdasarkan penilaian yang telah ditetapkan,''pungkas Aa Maung.

Baca Juga: Ketua Umum Papag Setra, Aa Maung: Paguron Kudu Hirup Jeung Hurip, Penca Pasti Hirup

Beberapa peserta Diklat 1 Juri Papag Setra mengaku sangat mendukung pola pelatihan Juri yang saat ini diterapkan. Pasalnya, menjadi juri dalam Ibing Penca Tradisional memang yang dibutuhkan adalah kedisiplinan, kompetensi dan juga kebugaran.

''Jangan sampai kita menuntut peserta untuk memiliki stamina yang baik dalam penampilannya di perlombaan tapi jurinya tidak bugar. Termasuk, memang dalam beberapa lomba di tempat lain, terkadang juri dituntut untuk bisa menampilkan gerakan atau Ngibing yang benar seperti apa? Dan yang paling penting itu memang menanamkan nilai kejujuran. Kalau juri sudah tidak jujur, tidak satria, bagaimana para peserta dan paguron bisa percaya,''ungkap salah seorang peserta.

Editor: Riffa Anggadhitya

Tags

Terkini

Terpopuler