KILASCIMAHI - Ketua Umum Paguyuban Paguron Seni Penca Tradisional (Papag Setra) Indonesia, Asep B Kurnia atau Aa Maung menilai upaya pelestarian Penca tradisional harus dilakukan secara komprehensif.
Menurut Aa Maung, Penca tradisional tidak bisa dilestarikan hanya dengan lomba atau pasanggiri saja.
Aa Maung menilai peningkatan kesejahteraan paguron kerap kali terlewatkan saat membahas upaya pelestarian Penca tradisional
Hal ini pula ungkap Aa Maung mendasari lahirnya Papag Setra Indonesia.
''Paguron kudu hirup jeung hurip, penca pasti hirup (Paguron harus hidup dan sejahtera, penca tradisional pasti hidup, red),'' tegas Aa Maung saat memberikan sambutan usai pelantikan DPP Papag Setra Indonesia di Pendopo Kota Bandung belum lama ini.
Menurut Aa Maung, dirinya mengetahui secara persis kebutuhan para paguron.
Hal ini pula yang menjadikan Papag Setra Indonesia, meski baru berdiri sudah diikuti oleh sebanyak 414 paguron dan 3.500 orang penggiat penca tradisional.
Tak hanya itu, saat ini sudah terdapat 23 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang tersebar di wilayah Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.
Saat ini, kata Aa Maung, selain akan menggelar Pasanggiri dan festival penca, Papag Setra juga akan mengembangkan potensi UMKM di setiap paguron.