Arteria Dahlan Pernah Bentak dan Menyebut Prof Emil Salim Sesat, Kini Rasis terhadap Masyarakat Sunda

- 19 Januari 2022, 12:53 WIB
Politisi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan
Politisi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan /akun facebook grup Tatarucingan barodor Sunda

KILASCIMAHI - Sosok yang satu ini memang kerap membuat pernyataan-pernyataan kontroversi. Baru-baru ini, Arteria Dahlan, politisi dari PDI Perjuangan membuat kontroversi lagi dengan meminta Jaksa Agung untuk memecat Kajati hanya gara-gara menggunakan bahasa Sunda dalam rapat.

Di tengah kecamatan masyarakat atas pernyataan rasisnya itu, Arteria kini malah mengaitkan penggunaan bahasa Sunda oleh Kajati itu dengan Sunda Empire.

"Pertama, saya minta untuk bisa memahami suasana rapat, ya. Kalau rapat Komisi III dengan kejaksaan sudah tahulah bagaimana isu di luar sana mengatakan ada Sunda Empire. Saya berusaha membantu institusi kejaksaan dan Jaksa Agung bahwa tidak ada Sunda Empire, bahwa sekalipun ada orang bersuku Sunda menduduki jabatan strategis, itu karena mereka punya kompetensi, kapasitas, dan kualitas, bukan yang lain," kata Arteria kepada wartawan, Selasa 18 Januari 2022 malam.

Baca Juga: Arteri Dahlan Harus Minta Maaf kepada Masyarakat Sunda, Uu: Saya Akan Kerahkan Santri dan Kiayi

Dikutip dari DeksJabar.com, berikut petikan ucapan Arteria yang dalam video yang viral yang meminta Jaksa Agung memecat Kajati karena menggunakan Bahasa Sunda dalam rapat.

“Ada kritik sedikit, pak JA (Jaksa Agung). Ada kajati pa yang dalam rapat, dalam Raker itu ngomong Bahasa Sunda. Ganti pak itu. Kita ini Indonesia pak, jadi orang takut kalau ngomong pakai bahasa Sunda ntar orang takut pa, ngomong apa dan sebagainya. Kami mohon sekali yang seperti ini dilakukan penindakan tegas.”

Pernyataan Arteria Dahlan itu langsung ditanggapi oleh Anggpta DPR RI dari Fraksi Golkar yang juga budayawan Sunda, Dedi Mulyadi.

Baca Juga: Warga Daftar ke BPJS Kota Cimahi, Oleh Petugas Diarahkan Daftar ke Sorong, Papua

Tokoh Sunda yang juga Mantan Bupati Purwakarta ini mengaku tak terima jika ada pejabat harus dicopot gara-gara menggunakan bahasa sunda dalam rapat.

"Wajar saja dilakukan selama yang diajak rapat, yang diajak diskusi, mengerti bahasa daerah yang digunakan sebagai media dialog pada waktu itu," ujar Dedi Mulyadi seperti dalam rilis yang diterima kilascimahi.com.

Halaman:

Editor: Riffa Anggadhitya


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x