ACAB dilaporkan telah ada sejak tahun 1940, digunakan oleh pemogok di Inggris ketika merasa dihadapkan dengan interaksi polisi yang negatif dan buruk.
Lalu ACAB dipopulerkan lagi oleh seorang jurnalis Newcastle, Eric Patridge yang menghabiskan malam di Penjara pada tahun 1977.
Ia mendokumentasikan akronim ACAB yang tertulis di dinding penjara.
Menurutnya istilah itu sudah digunakan sejak tahun 1920.
Band Punk Inggris 4 Skins Sering memakai akronim ACAB dalam lagu mereka selama tahun 1980.
Pada tahun 2020 ACAB ,menjadi tren di AS setelah kematian George Floyd, pria kulit hitam yang meninggal setelah lehernya ditindih polisi kulit putih.
Demikian makna dan sejarah penggunaan akronim ACAB yang sekarang banyak menghiasi Stadion Kanjuruhan Malang pasca terjadinya Tragedi berdarah yang menelan ratusan korban meninggal.