Sri Mulyani Sebut Perokok Beban Negara, Netizen Melawan

17 Desember 2021, 21:29 WIB
Ilustrasi rokok. /riffa anggadhitya/ /Pixabay/realworkhard

KILASCIMAHI – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani tuding perokok sebagai beban negara, tanggapan netizen beragam. Ada yang menilai tudingan Sri Mulyani tidak beralasan, hingga menyebut koruptor yang jelas-jelas merugikan negara.

Banjir komentar ini terlihat saat akun Instagram @infotidayeuhkolot memposting konten tentang Sri Mulyani menyebut perokok sebagai beban negara. Karena perokok menghabiskan anggaran BPJS Kesehatan hingga Rp 15 Triliun.

Baca Juga: 2022 Selandia Baru Larang Warga Kelahiran 2008 Merokok

Hal itu disampaikan dalam konferensi pers Kebijakan Cukai Hasil Tembakau 2022 yang disiarkan di kanal Youtube Kementerian Keuangan.

Pemerintah resmi menaikkan tarif cukai hasil tembakau atau cukai rokok rata-rata 12 persen pada tahun 2022 mendatang.

Langkah ini dilakukan, sebagai upaya menekan jumlah perokok yang disebut telah meningkatkan beban keuangan negara dari sisi biaya kesehatan.

Baca Juga: Waspada! Gejala Omicron Berbeda dengan Covid 19 Biasa. Ini 5 Gejala Jika Terinfeksi Omicron

"Konsumsi rokok telah menyebabkan beban jaminan kesehatan nasional dan biaya ekonomi yang cukup besar," kata Sri Mulyani, dikutip Pikiran-Rakyat.com pada Kamis, 16 Desember 2021.

Dia mengatakan bahwa biaya kesehatan akibat merokok mencapai hingga Rp27 triliun. Dari total biaya tersebut, Pemerintah melalui BPJS Kesehatan menggelontorkan hingga Rp15 triliun.

"Biaya kesehatan akibat merokok mencapai Rp17,9 hingga Rp27,7 triliun setahun, dan dari total biaya ini, Rp10,5 hingga Rp15,6 triliun merupakan biaya perawatan yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan," tutur Sri Mulyani.

Berdasarkan hal itu, artinya 20 sampai 30 persen anggaran yang digelontorkan Pemerintah mengalir untuk biaya perawatan kesehatan yang ditimbulkan akibat merokok.

Baca Juga: Tak Mau Rugi Lagi, Petani Cirongko Gencar Budidaya Sereh Wangi

"Ini artinya 20 hingga 30 persen dari subsidi PBI di dalam Jaminan Kesehatan Nasional per tahunnya yang sebesar Rp48,8 triliun adalah untuk membiayai biaya perawatan akibat dampak rokok ini," ujar Sri Mulyani.

Menanggapi tudingan Sri Mulyani ini, akun @yogiesuryagumilar menyebutkan: “Nu puguh ngarugikeun negara mah nu korupsi bu, nu ngaroko kan rokona meunang meuli make duit sorangan (Yang jelas merugikan negara itu korupsi bu, yang merokok kan beli rokoknya pakai uang sendiri,red),’’ungkap dia.

Malah ada netizen yang menantang untuk menghilangkan rokok dan pajaknya sekaligus. ‘’Heeh atuhh sakalian we euweuhkeun rook na meh pajak pang gede na oge ngilu eweh sanggup teu (ya sudah, sekalian saja hilangkan rokoknya supaya pajak paling besar (dari cukai rokok) juga ikut hilang. Berani nggak,’’tantang akun @fajarnm10.

Baca Juga: Puluhan Kucing, Anjing, hingga Monyet ‘Ngantri’ di Vaksin

Netizen yang justru menilai bahwa pernyataan Sri Mulyani ini merupakan bentuk iri hati terhadap temannya yang mantan menteri, Sri Pujiastuti. ‘’Nyindiran CS na ieu mah Bu Susi ge udud. Ai Ceu Sri hayang dilelepkeun ka laut kitu (menyindir teman dekatnya Bu Susi juga perokok. Ibu Sri ingin ditenggelamkan ke laut gitu?),’’tambah akun @ariwdjya_

Sedangkan netizen yang lain menilai yang menghabiskan uang negara itu bukan perokok, melainkan pejabat negara. Menurut akun @zidan.ip8818, yang menghabiskan anggaran negara itu adalah para pejabat serta tunjangannya.

Sedangkan akun @aspocen203 menyebut: “ken bae jadi beban negara mah da sok mayar pajak..Asal ulah jadi beban mitoha weh (Biarin jadi beban negara juga kan suka bayar pajak. Asal jangan jadi beban mertua,red).

 

Editor: Riffa Anggadhitya

Tags

Terkini

Terpopuler