KILASCIMAHI – Cerita menjadi petani kerap kali menyedihkan. Cucuran keringat selama berbulan-bulan saat menanam padi atau sayuran, ternyata tak berbuah manis.
Saat panen, harga komoditas yang ditanam para petani sering kali terjun bebas. Saking kesalnya, sering kali petani membuang hasil panennya ke sungai.
Baca Juga: Bikin Tes Pengisian Perangkat Desa, Eh Yang Dipilih Malah Anak Kades
Hal ini pula yang dirasakan oleh Nuron, Ketua Kelompok Tani Harapan Sejahtera. ‘’Kalau disebut rugi mah, jangan ditanya,’’ungkap Nuron kepada Kilas Cimahi.
Meski demikian, Nuron tak patah semangat. Ia ingin membuktikan kepada keluarganya, dan anggota kelompok taninya, bahwa menjadi petani itu bisa menguntungkan dan tak mengenal rugi.
Beberapa bulan yang lalu, Nuron dikenalkan oleh salah seorang rekannya kepada komoditas Sereh Wangi, salah satu tanaman Atsiri.
‘’Kebetulan, saya pernah menggarap Nilam, tanaman atsiri juga,’’papar Nuron.
Waktu itu, budidaya Nilam sangat menguntungkan. Banyak pabrik yang membutuhkan bahan baku tanaman Nilam untuk produksi sabun, dan wewangian. Tapi, lama kelamaan, harga jual nilam pun ambruk.
Tak mau terulang kesalahan serupa, Nuron bertekad lebih serius dalam menggarap Sereh Wangi, Ia tak mau tergantung pada bandar yang mengendalikan harga bahan baku. Untuk itu, ia tidak hanya mengandalkan budi daya semata, melainkan melanjutkan produksi dengan cara menyuling menjadi minyak sereh wangi.