Setiap kelompok dibimbing oleh kakak-kakak relawan dari FKR Indonesia dan Santri Siap Guna (SSG) Daarut Tauhid.
Para relawan ini mengajak bernyanyi dan membuat game-game seru di awal pelatihan.
Puncaknya, anak-anak ini diajarkan membuat karya seni dari barang bekas dengan dipandu oleh seorang seniman yang juga pemuda hijrah bernama Ade Wirendra Sanjaya (42).
Sebelum pelatihan dimulai, anak-anak ini diminta untuk membawa botol minuman bekas.
''Bahan-bahan untuk membuat hasta karya ini sangat mudah dari barang bekas dan bahan yang sangat murah,''jelas dia.
Selain barang bekas, kata Deta, demikian ia biasa disapa, bahan lain yang dibutuhkan adalah tisu, kuas, cat tembok kiloan dan lem kayu.
Kecuali botol bekas, bahan-bahan tadi disiapkan oleh panitia.
Hasil karya dari anak-anak penyintas gempa Cianjur ini, kata Deta, akan ia beli jika sudah memenuhi kriteria.
Salah seorang anak penyintas gempa Cianjur, Mahesya (10 tahun) mengaku tidak sulit untuk mempraktekan pelatihan hasta karya ini.