Bantu Lindungi Hutan Adat Papua dengan Ikut Menyuarakan All Eyes on Papua

- 4 Juni 2024, 21:56 WIB
Link petisi All Eyes on Papua melalui laman Change.org.
Link petisi All Eyes on Papua melalui laman Change.org. /X/@lercwolf/@gandawakstra_/

KILASCIMAHI - Setelah beberapa waktu lalu, viral seruan All Eyes on Rafah, baru-baru ini kembali muncul seruan serupa, yakni All Eyes on Papua.

Seruan All Eyes on Papua ini menjadi trending di media sosial, saking banyaknya pengguna yang mempostingnya.

Antara All Eyes on Rafah dan All Eyes On Papua, sama-sama memiliki tujuan untuk menarik simpati atas hak mereka yang terzolimi.

Postingan ini, bertujuan untuk membantu saudara kita yang ada di Papua, yang tengah membela hak tanah dan hutan leluhurnya.

Melansir berbagai sumber, kabarnya hutan yang menjadi sumber penghidupan masyarakat Papua akan berubah fungsi menjadi perkebunan sawit oleh pejabat dan petinggi elit negeri ini.

Baca Juga: Jangan Dulu Daftar Di Tahap I PPDB Jabar 2024 SMA, Tahap II Bisa Berpeluang Di Jalur Prestasi, Ini Kuotanya

Menilik berbagai sumber, vidio dan berita yang tengah ramai, perwakilan masyarakat adat Papua sudah datang unjuk rasa di depan mahkamah agung. Maka, netizen Indonesia yang selalu gercep bersuara di media sosial, semakin gencar dengan postingan All Eyes on Papua.

Menyadur dari unggahan poster yang lain bahwa hutan di Papua. Tepatnya di Boven Digul Papua seluas 36 ribu hektar atau separuh luas Jakarta akan dibabat habis dan dibangun perkebunan sawit.

Hal ini memunculkan kekhawatiran mulai dari hilangnya hutan alam dan boleh jadi menghasilkan emisi 25 juta ton karbon dioksida. Sehingga dampaknya tidak hanya dirasakan oleh seluruh rakyat Papua tetapi juga masyarakat dunia.

Melansir dari situs Greenpeace suku Moi adalah suku yang bisa ditemukan di sebagian daerah distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.

Halaman:

Editor: Kamariah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah