Benarkah Keutamaan Sholat Syuruq Seperti mengerjakan Ibadah Haji dan Umroh? Simak Penjelasannya Berikut ini

- 17 Desember 2022, 03:00 WIB
benarkah sholat syuruq berpahala seperti ibadah haji dan umroh? berikut penjelasannya
benarkah sholat syuruq berpahala seperti ibadah haji dan umroh? berikut penjelasannya /Konevi/Pixabay

 

Keutaman

Adapun keutamaan pahalanya seperti pahala orang yang berhaji atau umroh sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu:

«مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ»

Barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna.”   HR. Ath-Thobrony dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8/154 no. 7663

Namun perlu diperhatikan bahwa sebagian ulama memandang tidak disyari’atkannya sholat isyroq atau Syuruk karena hadits-haditsnya dinilai oleh mereka sebagai hadits-hadits yang lemah

Peringatan :

Meskipun para ulama berselisih tentang disyari’atkannya sholat Isyraq / Syuruk ini, akan tetapi mereka sepakat tentang dua hal :

Pertama : Keutamaan duduk di masjid setelah sholat subuh hingga terbit matahari. Dan ini merupakan Sunnah Nabi dan kebiasaan para salaf

Imam Muslim, dari jalur Simak bin Harb yang bertanya kepada salah seorang sahabat Nabi  bernama Jabir bin SamurahSamurah :

أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَ: نَعَمْ كَثِيرًا، «كَانَ لَا يَقُومُ مِنْ مُصَلَّاهُ الَّذِي يُصَلِّي فِيهِ الصُّبْحَ، أَوِ الْغَدَاةَ، حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ، وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِي أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ، فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ»

Apakah engkau sering bermajelis dengan Rasulullah ? Iya, sering. Beliau biasanya tidak meninggalkan tempat shalatnya dimana beliau melakukan shalat subuh sampai terbit matahari. Bila matahari telah terbit, beliau bangkit. Mereka (para sahabat) biasa berbincang-bincang dan membahas pengalaman mereka di masa jahiliyyah, hingga mereka tertawa dan beliau tersenyum. (HR Muslim no 670)

Halaman:

Editor: Baiq Aprilia Intan Sinara H.


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x