Wajah Baru Stadion Sangkuriang Cimahi, Sekelas Stadion Jatidiri Semarang Hingga Lapangan Sepakbola di Italia

9 Februari 2023, 20:11 WIB
Kadisbudparpora Kota Cimahi, Achmad Nuryana dengan latar springkler yang tengah menyiram rumput lapangan sepakbola di Stadion Sangkuriang yang disebut sekelas Stadion Jatidiri Semarang dan Italia /Riffa Anggadhitya/

KILASCIMAHI - Warga Kota Cimahi tampaknya harus bangga dengan upaya revitalisasi Stadion Sangkurian yang saat ini tengah dilakukan.

Bukan revitalisasi asal-asalan, Stadion Sangkuriang Kota Cimahi akan memiliki lapangan sepakbola kelas dunia.

Tidak tanggung-tanggung, ke depan lapangan sepakbola di Stadion Sangkuriang Kota Cimahi ini setara dengan Stadion Jatidiri Semarang.

Bahkan, lapangan sepakbola Stadion Sangkuriang Kota Cimahi yang diresmikan pada pada 28 Agustus 1974 saat pemerintahan Gubernur Jawa Barat Solihin GP ini bisa disamakan dengan lapangan sepakbola di Italia.

Baca Juga: HASIL AKHIR LIVE SCORE PSIS Semarang vs Persib Bandung, Maung Bandung Kembali ke Puncak Klasemen BRI Liga 1

Tapi, memang tidak semua bagian dari Stadion Jatidiri Semarang ini akan ditiru di Stadion Sangkuriang Cimahi.

Tapi, elemen penting dari sebuah lapangan sepakbola berstandar AFF seperti Stadion Jatidiri Semarang yakni rumput yang menjadi bagian dari revitalisasi Stadion Sangkuriang Kota Cimahi ini/

''Rumputnya menggunakan jenis Zoysia japonica,''jelas Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi, Achmad Nuryana saat mendampingi Sidak Komisi III DPRD Kota Cimahi ke Stadion Sangkuriang, Rabu 8 Februari 2023.

Untuk diketahui, rumput jenis Zoysia japonica ini disebut juga spesies rumput abadi. Rumput ini memiliki karakter pendek yang merayap, membentuk tikar. Tapi, rumput ini tidak bisa tumbuh disembarang tempat. Biasanya, rumput jenis Zoysia japonica ini tumbuh di padang rumput pesisir dekat dengan laut.

Tapi, jika sudah tumbuh, rumput ini tidak akan mati karena faktor cuaca atau hama. Makanya, rumput ini disebut juga rumput abadi.

Dikatakan Achmad, pemilihan rumput jenis Zoysia japonica ini dilakukan usai Disbudparpora melakukan studi banding ke Stadion Jatidiri Semarang beberapa waktu lalu.

''Rumput jenis Zoysia Japonica ini juga digunakan di lapangan sepakbola di Italia,''jelas dia.

Baca Juga: Polres Cimahi Himbau Sekolah Untuk Berikan Edukasi pada Pelajar, Agar Tidak Terpengaruh Geng Motor

Dari keterangan yang dihimpun, supaya rumput ini bisa tumbuh, lapangan Stadion Sangkuriang diurug dengan pasir terlebih dahulu. Kemudian dilakukan penanaman.

Kini, rumput Zoysia Japonica ini sudah tumbuh dan dalam proses perawatan. Untuk menjaga pertumbuhan rumput ini, Disbudparpora menyiapkan sebanyak 24 springkler yang ditanam di bawah area lapangan Stadion Sangkuriang.

Saat dinyalakan, ke 24 springkler ini akan muncul ke permukaan dan melakukan penyiraman memutar 360 derajat secara semi otomatis. Air yang membasahi areal lapangan tidak akan menggenang.

Pasalnya, air akan meresap ke bawah areal rumput lalu akan dibuang melalui saluran pembuangan air yang telah dibangun sebelumnya.

Tak hanya itu, kata Achmad, nantinya ada beberapa segmen di areal lapangan rumput ini yang berbeda warna, mulai dari hijau dan hijau muda. Tampilan ini sama seperti lapangan sepak bola yang sering digunakan di luar negeri.

Meski lapangan sepakbola di Stadion Sangkuriang ini sudah sangat berkelas, Achmad mengaku bahwa pihaknya tidak bisa menjadikannya sebagai stadion berstandar FIFA.

Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan luas areal stadion serta fasilitas pendukung lain seperti parkir kendaraan.

''Kami akan fokus memfungsikan lapangan sepakbola di Stadion Sangkuriang ini sebagai pembinaan, bukan untuk pertandingan profesional seperti Liga 1,''jelas Achmad.

Selain lapangan sepakbola, Achmad menambahkan, pihaknya pun akan merevitalisasi track Atletik serta berbagai fasilitas lainnya di Stadion Sangkuriang.

''Track Atletik dulu, fasilitas lainnya menyusul karena ada keterbatasan juga dari anggaran,''jelas dia.

Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Kota Cimahi, Enang Sahri mengingatkan Disbudparpora untuk membuat konsep yang lebih terinci terkait pengelolaan lapangan sepakbola, termasuk Stadion Sangkuriang ke depannya.

Menurut dia, pemeliharaan Stadion Sangkuriang, khususnya lapangan sepakbola ini akan membutuhkan dana yang besar jika difokuskan sebagai sarana pembinaan atau latihan.

Berbeda, kata dia, dengan kebutuhan pemeliharaan lapangan sepakbola jika diperuntukkan untuk pertandingan.

''Kalau difokuskan untuk digunakan pertandingan sekelas Liga 2 misalnya, biaya pemeliharaannya sebenarnya lebih sedikit karena hanya digunakan latihan saat akan pertandingan, dan pada saat pertandingan saja. Tapi, kalau untuk pembinaan, lapangan akan digunakan terus,''jelas Enang.

Dampaknya, kata dia, rumput lapangan sepakbola bisa cepat rusak jika digunakan setiap hari. Dan tentu saja, kata dia, akan berdampak terhadap biaya pemeliharaan yang semakin mahal.

Baca Juga: Iwan Yoestiawan, Pejabat BPN Cimahi Kasus Pungli PTSL, Dituntut 1,6 Tahun dan Denda Rp 50 Juta

Enang berharap, mahalnya biaya pemeliharaan lapangan sepakbola ini tidak sampai membebani APBD Kota Cimahi.

Dari hasil sidak itu, diperoleh kesepahaman bahwa kedepan perlu dibentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan regulasi mengenai pengelolaan Stadion Sangkuriang. Dengan demikian, pengelolaan akan lebih fokus dan bisa menerapkan tiket masuk sebagai pengganti biaya pemeliharaan dan operasional Stadion Sangkuriang Cimahi ini.

Editor: Riffa Anggadhitya

Tags

Terkini

Terpopuler