Keterampilan Ini yang Dibutuhkan Untuk Bisa Melewati Revolusi Industri 4.0, Apa Saja?  

- 25 Januari 2022, 11:05 WIB
Ilustrasi pemberlajaran
Ilustrasi pemberlajaran /pixabay.com

 

KILASCIMAHI – Saat ini dunia pendidikan mengalami masalah serius. Dengan perubahan teknologi yang sangat cepat dan kompleks, kita dituntut untuk lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan globalisasi yang sangat pesat ini. Belum lama ini, era Society 5.0 sedang gencar-gencarnya diperbincangkan.

 Dilansir dari laman ditspd.kemendikbud.go.id, era Society 5.0 (Super Smart Society) mulai diperkenalkan oleh Jepang pada tahun 2019, yang dibuat sebagai antisipasi dari gejolak invasi akibat Revolusi Industri 4.0 yang nantinya akan menyebabkan ketidakpastian yang begitu dahsyatnya. Takutnya  invasi ini akan menyebabkan tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan yang dipertahankan selama ini.

 Dalam menghadapai era Society 5.0, dunia pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Selain pendidikan, elemen masyarakat dan pemerintah juga turut andil dalam menyambut era Society 5.0

 Baca Juga: Jual Foto Wajah Pas-pasan sedang Selfie, Ghozali Dapat Untung Miliaran Rupiah dalam Tiga Hari

Untuk menjawab tantangan Society 5.0 dalam dunia pendidikan, kita memerlukan kecakapan hidup di abad 21 ini atau kita kenal dengan istilah 4C (Creativity, Critical Thinking, Communication, Collaboration).

 Di abad 21 ini, kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa adalah memiliki setidaknya 6 kemampuan dasar yaitu:

  • Literasi Numerasi
  • Literasi Sains
  • Literasi Informasi
  • Literasi Finansial
  • Literasi Budaya
  • Literasi Kewarganegaraan

Tidak hanya literasi dasar, namun siswa juga dituntut untuk memiliki kompetensi lainnya, yaitu berpikir kritis, kreatif, komunikasi, kolaborasi, serta memiliki kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving). Dan yang paling penting siswa harus memiliki karakter yang mencerminkan Pancasila, seperti rasa ingin tahu, gigih, berinisiatif tinggi, mudah beradaptasi, memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki kepedulian sosial dan budaya.

Baca Juga: Tak Ingin Tertinggal dari Aplikasi Lain, WhatsApp Rilis Fitur Terbarunya

 Society 5.0 berpusat pada penyelesaian berbagai permasalahan social yang dihadapi oleh masyarakat dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang ada sejak Revolusi Industri 4.0 seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan pemanfaatn robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan menyelesaikan berbagai pekerjaan. Bisa diartikan era Society 5.0 adalah sebuah konsep masyarakat yang menitikberatkan pada teknologi.

 Dalam dunia pendidikan, terjadi perubahan di abad 20 dan 21. Pada abad 20, pendidikan dipusatkan pada informasi yang didapatkan dari buku, serta cenderung difokuskan pada skala lokal dan nasional. Sementara di abad 21, pendidikan berpusat untuk semua usia, setiap anak mengikuti komunitas pembelajar, pembelajaran diperoleh dari berbagai referensi tidak hanya buku, tetapi bisa dari mana saja. Di Indonesia istilah ini dimaknai sebagai “merdeka belajar”.

 Sebagai pendidik di era Society 5.0, mereka dituntut harus bisa berpikir kreatif dan melek teknologi. Oleh karena itu, tiga hal harus dimaanfaatkan para pendidik agar bisa bersaing di era ini, yaitu Internet of Things dalam dunia pendidikan (IoT), Virtual Augmented Reality dalam dunia pendidikan, pemanfaatan kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan untuk mengetahui serta mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa.

Baca Juga: Miris, Kelas Disekat Triplek Bolong dan Tak Miliki MCK, Amal Terbaik Madania Turun Tangan Membantu

 Berdasarkan riset yang dilakukan World Economic Forum (WEF) di tahun 2020 kemarin, terdapat 10 kemampuan yang paling dibutuhkan untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0, yaitu bisa memecahkan masalah, berpikir kritis, kreatif, mempunyai kemampuan dalam manajemen SDM, bisa berkoordinasi dengan orang lain, kecerdasan emosional, kemampuan menilai dan mengambil keputusan, berorientasi kepada pelayanan, kemampuan negosiasi, serta fleksibilitas kognitif. Kemampuan ini juga relevan dalam menghadapi era Society 5.0.

 Untuk memberi kesempatan kepada siswa dalam menemukan konsep ilmu pengetahuan dan kreativitas. Pendidik bisa memilih berbagai model pembelajaran seperti Discovery Learning, Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Inquiry Learning. Dari berbagai model tersebut diharapkan siswa mampu untuk membangun kreativitas dan berpikir kritis.

 

Sumber: Laman Facebook “Sisi Terang” diunggah pada 25 Desember 2021.

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x