"Saat peluit dibunyikan, tidak dibuka sama sekali. Mungkin maksud Panpel agar tak ada masalah keluar menghalangi Persebaya. Tapi kenyataannya gak seperti itu. Temen-temen juga sudah komitmen di rakor,"ungkapnya.
Dia juga menceritakan, dia mencoba bergeser ke gate 13, namun disana dia malah disuguhi pemandangan semacam kuburan massal untuk teman-temannya.
"Di sana numpuk anak kecil. Banyak wanita juga. Ini keburukan massal ya Allah," ucapnya terisak.
Demikianlah yang bisa kilascimahi sajikan seputar tragedi Kanjuruhan Malang, yang dianggap sebagai kuburan massal oleh Aremania.