Permasalahan mulai terjadi, saat pertandingan selesai. Ini bermula dari rasa kekecewaan pada suporter yang belum menerima kekalahan team kesayangan.
Dimana selama 23 tahun bertanding, belum pernah menuai kekalahan di kandang sendiri. Hal inilah yang membuat penonton turun lapangan dan mencari pemain.
Mereka hendak minta penjelasan, kenapa bisa sampai kalah.
Di situ, para petugas yang berjaga mencoba menghalaunya, dengan menembaknya gas air mata.
Massifnya aparat dalam menembakkan gas air mata ini, ternyata membawa dampak sangat buruk.
Dilansir dari akun Instagram sepakbolaid, dalam unggahan akun tersebut. Beredar rekaman detik-detik bagiamana ribuan Aremania mencoba keluar dari stasiun Kanjuruhan Malang, saat asap gas air mata memenuhi tribun.
Saat masa mencekam itu, Aremania justru menemukan gate terkunci.
Hal ini dibenarkan oleh beberapa Aremania, bahwa pintu keluar memang ditutup rapat saat Laga Derbi Jatim tersebut berakhir.
Salah satu Aremania, Dadang Indarto mengaku tidak mampu berkata-kata untuk menjelaskan apa yang dia lihat.
Dia mengaku saat para Aremania hendak keluar, gas air mata kembali menyerbu, hingga dia berfikir apakah ada rencana pembunuhan massal?