Simak Bacaan Niat Puasa Sunnah Nisfu Sya'ban Lengkap Beserta Sejarah dan Keutamaannya

- 7 Maret 2023, 15:30 WIB
Ilustrasi Niat dan bacaan Puasa Qadha Ramadhan di Bulan Sya'ban
Ilustrasi Niat dan bacaan Puasa Qadha Ramadhan di Bulan Sya'ban /pexels.com

Umat Islam yang akan menjalankan puasa sya'ban tidak boleh serta merta dalam melaksanakan rukunnya, oleh karenaya harus mengetahuinya agar puasa menjadi afdhal yakni dengan melafalkan niat yang sesuai tuntunan.

Pembacaan niat yang paling baik adalah melafalkan dengan hati dan lisan. Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu' Syarah Al Muhadzdzab (1996) menjelaskan perihal membaca niat puasa sebagai berikut:

“Semua sepakat bahwa tempat niat itu adalah hati dan tidak disyaratkan pengucapannya secara lisan. Tidak cukup niat hati, namun disunahkan untuk melafalkan (dengan lidah) bersamaan dengan niat di hati ... ” (Hlm. 248).

Adapun halnya, niat yang baik sebaiknya diucapkan ketika malam hari terutama bagi puasa wajib seperti Ramadan.

Akan tetapi, puasa nisfu Sya'ban merupakan ibadah sunnah, sehingga pembacaan niatnya bahkan dapat dilakukan ketika siang hari. Dengan catatan, seorang muslim yang bersangkutan belum makan, minum, dan melakukan hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

"Diriwayatkan dari jalur Aisyah, ia berkata bahwa suatu hari Rasulullah SAW bertanya kepadanya, 'Wahai Aisyah, apakah kamu memiliki suatu makanan?' Aisyah menjawab, 'Kami tidak memiliki sesuatu wahai Rasulullah', Mendengar hal ini, Nabi kemudian bersabda, "kalau begitu aku puasa'," (H.R. Muslim).

Pasalnya, umat muslim sangat dianjurkan berpuasa sunnah pada bulan-bulan agung menurut agama, sebagaimana keterangan Syekh Nawawi Banten berikut ini


والعاشر صوم أيام الأشهر الحرم وهي أربعة المحرم وب وذو القعدة وذو الحجة. وأفضل الشهور رمضان ثم المحرم ثم رجب ثم ذو الحجة ثم وذو القعدة ثم شعبان. وظاهر كلامهم أن باقي شهور السنة على حد سواء

Artinya, “Kesepuluh puasa pada bulan-bulan terhormat, yaitu empat bulan: Muharram, Rajab, Dzulqa‘dah, dan Dzulhijjah. Bulan paling utama adalah Ramadhan, kemudian Muharram, lalu Rajab, selanjutnya Dzulhijjah, kemudian Dzulqa‘dah, lalu Sya‘ban. Ucapan mereka dilihat secara zahir mengatakan bahwa pada bulan selain yang disebutkan kesunahannya sama, ” [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 2002 M/1422 H], cetakan pertama, halaman 192).

Dari keterangan ini dapat disimpulkan bahwa kita dianjurkan berpuasa sunnah pada bulan Muharram, Rajab, Dzulqa‘dah, Dzulhijjah, dan Sya‘ban.

Halaman:

Editor: Baiq Aprilia Intan Sinara H.


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x