Masih Ingatkah Dengan Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW? Begini Sejarahnya !

- 6 Oktober 2022, 07:05 WIB
Simak sejarah Maulid Nabi, cara untuk menunjukkan rasa cinta kepada Rasulullah Muhammad SAQ
Simak sejarah Maulid Nabi, cara untuk menunjukkan rasa cinta kepada Rasulullah Muhammad SAQ /pixabay.com/matponjot

KILASCIMAHI - Masih ingatkah dengan sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW? Berikut ini ulasan tentang Sejarah Maulid Nabi Muhammad.

Maulid Nabi Muhammad sebentar lagi akan diperingati oleh seluruh umat muslim dunia tepatnya pada tanggal 8 Oktober mendatang.

Lantas, apakah kamu masih ingat dengan awal mula adanya Maulid Nabi Muhammad?

Simak ulasan berikut ini mengenai sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW, seperti dikutip KilasCimahi.com dilansir dari jabar.nu.or.id

Baca Juga: Jelang Maulid Nabi, Amalkan Sholawat Rabiul Awal yang diijazahkan Langsung oleh Habib Umar bin Hafidz

Dalam buku Sejarah Maulid Nabi (2015), yang dicatat oleh Ahmad Sauri dikatakan bahwa kebiasaan bangsa Arab dalam perayaan memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW atau yang sering disebut Maulid Nabi sudah dilakukan oleh masyarakat Muslim sejak tahun kedua hijriah.

Catatan tersebut merujuk pada Nuruddin Ali dalam kitabnya Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa. Selain itu, dalam catatan tersebut juga dijelaskan bahwa seorang bernama Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk mengadakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.

Dari Madinah, Khaizuran juga menyambangi Makkah dan melakukan perintah yang sama kepada penduduk Makkah untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Jika di Madinah bertempat di masjid, Khaizuran memerintahkan kepada penduduk Makkah untuk merayakan Maulid di rumah-rumah mereka.

Khaizuran merupakan sosok berpengaruh selama masa pemerintahan tiga khalifah Dinasti Abbasiyah, yaitu pada masa Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas (suami), Khalifah al-Hadi dan Khalifah al-Rasyid (putra).

Karena pengaruh besarnya tersebut, Khaizuran mampu menggerakkan masyarakat Muslim di Arab. Hal ini dilakukan agar teladan, ajaran, dan kepemimpinan mulia Nabi Muhammad bisa terus menginspirasi warga Arab dan umat Islam pada umumnya. Pada masa Dinasti Abbasiyah, pembaruan pemikiran memang banyak terjadi di semua sektor kehidupan, dari perkembangan ilmu-ilmu umum, arsitektur, hingga situs-situs sejarah.

Halaman:

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x