Membuat Allah Gembira

- 8 Desember 2021, 14:00 WIB
Ilustrasi/Suasana di salah satu masjid
Ilustrasi/Suasana di salah satu masjid /riffa anggadhitya/

KILASCIMAHI - Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al-Anshariy (pembantu Rasulullah SAW) berkata: Rasulullah SAW, bersabda: “Sesungguhnya Allah gembira menerima taubat hamba-Nya, melebihi kegembiraan seseorang diantara kalian ketika menemukan kembali untanya yang hilang di padang yang luas.” (Muttafaqalaih)

Dalam riwayat Imam muslim disebutkan, beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah sangat gembira menerima taubat hamba-Nya ketika bertaubat kepada-Nya, melebihi dari kegembiraan seseorang yang berkendaraan di tengah padang pasir tetapi hewan yang dikendarai lari meninggalkannya, padahal di atas hewan itu terdapat makanan dan minuman, kemudian dia berteduh di bawah pohon, dan membaringkanbadannya, sedang ia benar-benar putus asa untuk menemukan kembali hewan yang dikendarainya. Ketika bangkit, tiba-tiba ia menemukan kembali hewan yang dikendarainya lengkap dengan bekal yang dibawanya, ia pun segera memegang tali kekangnya, seraya berkata karena sangat gembira: “Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhan-mu.” Ia keliru mengucapkan kalimat itu karena luapan kegembiraannya.”

Memaknai Taubat

Taubat itu kembali kepada jalan Allah setelah sebelumnya tersesat dari jalan Allah karena menempuh jalan hidup selain jalan Allah. Taubat itu kembali ke jalan hidup Islami setelah sebelumnya menempuh jalan hidup setani yang nampak  terasa nikmat, enak dan menguntungkan tapi sejatinya menyengsarakan dan menghinakan. Taubat itu menjadi ahli taat setelah sebelumnya menjadi ahli maksiat. Taubat itu menjadi ahli dzikir setelah sebelumnya menjadi ahli lalai. Taubat itu menjadi muslim berakhlak mulia setelah sebelumnya menjadi muslim berakhlak buruk. Taubat itu menjadi muslim yang rajin beribadah setelah sebelumnya menjadi muslim yang malas beribadah. Taubat  itu menjadi muslim yang mengisi waktu dengan kebaikan setelah sebelumnya menjadi muslim yang suka menyia-nyiakan waktu dan mengisinya dengan hal yang tidak berguna. Taubat itu menjadi muslimah yang menutup auratnya setelah sebelumnya menjadi muslimah yang suka buka dan pamer aurat. Taubat itu menjadi muslim yang cinta dan membela Islam setelah sebelumnya benci dan anti Islam. Taubat itu menjadi muslim lahir batin setelah sebelumnya menjadi muslim sekuler.

Baca Juga: Primago Peduli Galang Donasi Buku Untuk Taman Baca Santri di Rumah Edukasi Santri

Inti nilai dan spirit dari taubat adalah melakukan perubahan dan perbaikan diri menjadi pribadi yang lebih baik dan berkualitas dengan standar nilai (karakter) yang telah Allah tetapkan (kehendaki). Dalam taubat harus ada lima unsur yaitu, kesadaran akan penyimpangan dan kesalahan diri selama ini, penyesalan akan kemaksiatan dan kelalaian yang telah dilakukan, komitmen diri untuk pindah dari zona maksiat menuju zona taat, motivasi diri untuk melakukan proses perubahan dan perbaikan diri dan terakhir mengembalikan hak-hak orang lain yang kita dzalimi.

Siapa Yang Harus Bertaubat?

Secara umum orang yang harus bertaubat ada tiga kategori:

Pertama, muslim yang belum mengerjakan apa yang telah Allah wajibkan kepadanya sebagai kewajiban hidup dan tugas pokok seorang muslim. Misal, mengerjakan sholat.

Kedua, muslim yang masih suka melanggar apa yang Allah telah haramkan untuk mengerjakannya. Muslim yang mengerjakan apa yang Allah larang untuk mengerjakannya. Misal, mengerjakan zina, judi, minum khomer, riba, dll.

Halaman:

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x