PR CIMAHI – Usai ledakan di dekat pelabuhan Beirut, warga Lebanon melakukan aksi unjuk rasa.
Adapun aksi unjuk rasa menuntut pemerintah Lebanon bertanggung jawab atas ledakan yang menewaskan 135 orang dan menyebabkan 5.000 lainnya luka-luka itu.
Diketahui ledakan tersebut berasal dari amonium nitrat yang disimpan di sebuah gudang tanpa memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan.
Baca Juga: Jelang Perayaan HUT RI, Polres Mimika Antisipasi Gangguan KKB
Berdasarkan laporan terbaru yang dikutip oleh pikiranrakyat-cimahi.com dari Kantor Berita Antara polisi Lebanon menembakan gas air mata untuk membubarkan massa yang melemparkan batu dan memblokir jalan dekat gedung parlemen Beirut pada Minggu, 9 Agustus 2020 waktu setempat.
Insiden tersebut terjadi pada hari kedua demonstrasi anti-pemerintah pascaledakan.
Sementara itu, dua menteri Lebanon telah menyatakan untuk mundur dari jabatannya.
Baca Juga: Dinilai Terkendali, PSBM Cidadap Resmi Dihentikan
Kobaran api muncul di pintu masuk alun-alun parlemen ketika para demonstran berupaya merangsek masuk ke lokasi yang dikelilingi dengan pagar betis.
Selain itu, para pengunjuk rasa juga membobol kantor kementerian perumahan dan transportasi.