Tragedi Itaewon Halloween 2022, Begini Sejarah Asal-Usul Dirayakannya Halloween di Dunia, Muslim Jangan Latah!

- 30 Oktober 2022, 20:57 WIB
Tragedi Itaewon Halloween 2022, Begini Sejarah Asal-Usul Dirayakannya Halloween di Dunia, Muslim Jangan Latah!
Tragedi Itaewon Halloween 2022, Begini Sejarah Asal-Usul Dirayakannya Halloween di Dunia, Muslim Jangan Latah! /Instagram

KILASCIMAHI - Perayaan Halloween pada Sabtu malam, 29 Oktober 2022 di Itaewon, Korea Selatan berakhir tragis.


Pasalnya, perayaan Halloween 2022 yang seharusnya penuh suka cita tiba-tiba berubah menjadi moment duka cita.


Tragedi Itaewon berawal saat muda-mudi merayakan festival Halloween 2022 di distrik tersebut yang kemudian berakhir tewasnya 151 orang karena berdesakan akibat membludaknya pengunjung.


Dikutip kilascimahi.com dari akun instagram @ridzqisuci berikut sejarah asal usul perayaan halloween di dunia yang berakhir tragedi di Itaewon.

Baca Juga: Dampak Tragedi Itaewon, Pesta Halloween Bertema SMTOWN WONDERLAND 2022 Dibatalkan!

Bagaimana sebenarnya sejarah asal-usul dirayakannya Halloween di dunia? Penting bagi muslim untuk tahu agar tidak mudah latah atau gampang ikut-ikutan.


Tanggal 31 Oktober disebut oleh umat Nasrani sebagai malam Halloween.


Halloween ini kerap kali dirayakan dengan pesta-pesta yang dikunjungi orang-orang dengan kostum yang menyeramkan. Tak jarang, ternyata ada juga umat Muslim yang ikut euforia perayaan ini.

Sebenarnya bagaimana asal-usul hari Halloween ini?

Halloween pada awalnya berasal sari ritual yang dilakukan bangsa Celthic kuno, sebuah bangsa penyembah berhala sekita 2000 tahun yang lalu. Ritual tersebut dinamakan ritual Samhain.


Baca Juga: Tragedi Itaewon Halloween 2022, Ratusan Korban Meninggal Akibat Sesak Nafas dan Henti Jantung!

Ritual ini dilakukan setiap malam tahun baru (31 Oktober) karena bangsa Cheltic merayakan tahun baru di tanggal 1 November.


Menurut bangsa Cheltic, pada malam tahun baru, batas antara dunia orang hidup dengan orang mati menjadi kabur. Sehingga, mereka melakukan ritual Samhain untuk mengusir roh-roh jahat dan gangguan setan.


Lalu, apa sih yang dilakukan bangsa Cheltic saat ritual Samhain ini?

Mereka menyalakan api unggun yang sangat besar lalu memanjatkan mantra atau doa, memuja roh nenek moyang dan dewa dewi, juga memberikan persembahan atau tumbal berupa hewan-hewan ternak bahkan manusia.


Seiring dengan perkembangan agama Kristen, ritual Samhain ini diadopsi oleh agama Kristen. Tanggal 1 November kemudian ditetapkan oleh kepausan sebagai hari raya all hallows day atau all saints day yaitu hari raya untuk mengenang jasa orang-orang suci pada agama Kristen.

Baca Juga: Ini Fakta Tragedi Perayaan Halloween di Itaewon Korea Selatan Mengakibatkan Ratusan Korban Berjatuhan


Pada malam harinya (31 Oktober malam)juga merupakan malam yang disucikan dan disebut dengan All Hallows Eve (malam hari All Hallows, yang di Skotlandia disebut dengan All Hallows Enn).


Dari sinilah asal mula 31 Oktober kemudian disebut sebagai malam Halloween.


Karena bangsa Cheltic menganggap bahwa malam Halloween ini adalah malam yang horror dimana tabir antara dunia nyata dan ghaib sangat tipis, maka malam Halloween ini identik dengan pesta-pesta berkostutm monster atau hantu yang seram.


Seorang pendeta, Anton Szandor Lavey yang merupakan pencetus Gereja Setan pernah berkata bahwa dirinya senang dengan adanya malam Halloween ini.


Karena ummat Kristen dapat setidaknya satu kali dalam setahun memuja setan yaitu dengan melakukan ritual atau merayakan malam Halloween.

Baca Juga: Jumlah Korban Bertambah Mencapai 150 Lebih Jiwa, Tragedi Itaewon Melukis Luka Mendalam


Percaya atau tidak malam Halloween ini identik dengan pemujaan setan. Dimana pada awal mulanya dilakukan oleh bangsa Cheltic adalah untuk bernegosiasi dengan setan atau roh-roh jahat dengan ritual dan persembahan (tumbal).


Jadi, malak Halloween ini merupakan hasil sinkretisme (penggabungan dua budaya/ajaran) yaitu penggabungan ajaran bangsa Cheltic yang merupakan penyembah berhala dengan ajaran Kristen.


Perayaan ini tidak ada sama sekali kaitannya dengan Islam. Jadi, sudah sepatutnya sebagai seorang Muslim tidak ikut-ikutan dengan perayaan Halloween tersebut karena mengandung mudharat dan unsur kemusyrikan.


"Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya." (HR. Abu Daud)

Baca Juga: Akibat Tragedi Halloween di Itaewon, Seoul Menerima 3.580 Laporan Orang Hilang Dari Berbagai Negara


Muslim jangan sampai latah mengikuti trend tanpa memiliki pengetahuan terhadap apa yang sedang atau akan kita kerjakan.


Demikian ulasan kilascimahi.com mengenai tragedi Itaewon Halloween 2022, begini sejarah asal-usul dirayakannya Halloween di dunia, Muslim jangan latah.

Editor: Titin Kartika Dewi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x