Network
KILASCIMAHI - Putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep resmi didapuk menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Senin, 25 September 2023.
Sebelumnya, Kaesang baru saja menerima Kartu Tanda Anggota (KTA) dari PSI. Kartu keanggotaan Kaesang secara simbolis diserahkan langsung oleh Ketua Umum DPP PSI sebelum dirinya, Giring Ganesha.
Terkait penunjukkan Kaesang, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menjelaskan, bahwa hal tersebut merupakan usulan dari pengurus PSI dari tingkat daerah hingga ke pusat.
"Sebelum kita mulai acara, seluruh ketua dari 38 partai berkumpul dan juga dari Bro Giring punya aspirasi yang sama untuk menyerahkan tongkat estafet ke Mas Bro Kaesang," kata Grace di Jakarta pada Senin, 25 September 2023 dikutip dari pikiran-rakyat.com.
Baca Juga: Kepala BMKG Sebut Sistem Peringatan Dini Jadi PR Besar Banyak Negara
Grace menilai pendapukan Kaesang untuk mengisi posisi Ketua di PSI adalah hal yang biasa. Ia mengatakan bahwa PSI adalah partai yang terbuka untuk pendatang baru di dunia politik.
"Kami optimistis banget Mas Bro Kaesang enggak berdiri sendiri. Kita semua siap full support untuk bisa langsung lari menuju Pemilu 2024," ujarnya.
Senada dengan Grace, Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni mengungkapkan bahwa alasan di balik terpilihnya Kaesang menjadi ketua umum adalah karena sosoknya yang rendah hati.
"Pertimbangannya, Mas Kaesang (adalah) anak muda yang punya usaha berhasil, komunikasinya baik, humble," katanya awak media.
Punya kesamaan pandangan
Ditanya soal kedekatan, Kaesang mengaku sudah cukup lama menjalin komunikasi dengan partai berlogo bunga mawar itu.
"Saya dengan PSI bukan baru-baru saja, tapi sudah cukup lama," kata Kaesang.
Kaesang mengaku sudah bertemu dengan beberapa kader PSI seperti William Aditya Sarana, Mongol, Raja Juli Antoni, Grace Natalie hingga Ketua Umum PSI sebelum dirinya, Giring Ganesha.
Ia juga mengaku memiliki kesamaan pandangan dengan tokoh-tokoh muda yang yang punya semangan untuk membawa Indonesia ke arah perubahan yang lebih baik.
"Saya mikir kenapa enggak diterusin aja. Kami ini kebetulan punya kesamaan dan keinginan. Kami ingin anak-anak muda bisa terlibat di sektor publik seperti pemilu. Biasanya anak muda hanya menjadi objek pasif di sini," ujarnya.***
