Masyarakat Penutur Bahasa Sunda Laporkan Arteria Dahlan ke MKD DPR RI Dikawal Bebegig Ciamis

- 26 Januari 2022, 14:53 WIB
Penampakan Bebegig Sumantri asal Ciamis yang turut mengawal pelaporan Masyarakat Penutur Bahasa Sunda ke MKD DPR RI
Penampakan Bebegig Sumantri asal Ciamis yang turut mengawal pelaporan Masyarakat Penutur Bahasa Sunda ke MKD DPR RI /Andri P Kantaprawira

KILASCIMAHI - Ada yang unik saat Masyarakat Penutur Bahasa Sunda (MPBS) akan menyambangi Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI untuk melaporkan Anggota Komisi III DPR RI, Arteria Dahlan.

Bebegig dari Ciamis, turut menyertai para tokoh Sunda ini. Di lihat dari rupanya yang menyeramkan. Wujudnya yang seram dan besar, dengan untaian rambut ikal panjang, membuat kesenian tersebut menjadi ikon tradisi budaya untuk pengusir roh jahat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Juga: Masyarakat Penutur Bahasa Sunda Hari Ini Ontrog MKD DPR RI, Tuntut Arteria Dahlan Diadili
Bebegig Sumantri merupakan tradisi kesenian yang berasal dari wilayah Ciamis Jawa Barat.

Dilansir dari kebudayaan.kemendikbud.go.id, kesenian tradisional yang dikenal dengan sebutan Bebegig Sumantri ini berasal dari kawasan Sukamantri, Kabupatan Ciamis. Kesenian ini diadakan untuk mempererat tali persatuan dan kesatuan dalam menjaga serta melestarikan potensi budaya dan alam.

Selain itu, Bebegig juga disimbolkan untuk mengembangkan potensi daerah dan menumbuhkan rasa kecintaan terhadap daerahnya. Dengan maksud, bisa terjaga dan lestari, serta terhindar dari segala kerusakan.

Konon dulu, Bebegig digunakan untuk mengusir orang-orang yang berniat jahat terhadap sebuah desa di dekat hutan larangan. Hutan itu bernama Tawang Gantungan, sebelah Selatan Desa Sukamantri, Ciamis, Jawa Barat.

Baca Juga: Miris! Bertaruh Nyawa Menuju Sekolah, Anak SMP di Cidaun, Cianjur Harus Lewati Jembatan Rusak untuk ke Sekolah

Dalam sejarahnya di kawasan Tawang Gantungan, dahulu merupakan bekas sebuah kerajaan dengan seorang pemimpin yang cerdik bernama Prabu Sampulur. Sampulur memasang topeng topeng menyeramkan tersebut di wilayah desa, dengan tujuan melawan roh jahat.

Dalam ceritanya, hanya orang berniat jahat saja yang akan melihat penampakan dari topeng besar yang dipasang di pepohonan sekitar desa oleh Prabu Sampulur sehingga urung berbuat kerusakan.

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x