Tolak Pembukaan Lahan Sawit di Papua, Publik Ramai Posting Tagar 'All Eyes On Papua'

- 5 Juni 2024, 19:43 WIB
Tagar All Eyes On Papua, Sebagai Aksi Tolakan Pembukaan Lahan Sawit di Hutan Adat Papua
Tagar All Eyes On Papua, Sebagai Aksi Tolakan Pembukaan Lahan Sawit di Hutan Adat Papua /Media Sosial/

KILASCIMAHI - Akhir Mei lalu, masyarakat adat suku Moi dan suku Awyu melakukan doa dan ritual adat di depan Mahkamah Agung, Jakarta sebagai bentuk penolakan mereka atas pembukaan lahan sawit di hutan adat Papua.

Hutan adat tersebut menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat adat Papua dan sudah dijaga dan menyatu dengan leluhur mereka.

Oleh karena itu, terciptalah sebuah trend menggunakan tagar "All Eyes On Papua" sebagai bentuk aksi protes atas pembukaan lahan sawit di atas hutan adat suku di Papua.

Penggunaan tagar All Eyes On Papua sendiri dijadikan sebagai wadah protes dan dukungan terhadap masyarakat adat Papua untuk sama-sama menolak pembukaan lahan sawit di tanah adat Papua.

Baca Juga: Simak Alur Pelimpahan Kuota PPDB SMA - SMK Negeri Jawa Barat 2024

Pasalnya, pembukaan lahan sawit ini membutuhkan puluhan ribu hektar, dimana jika dibangun lahan sawit tentu saja akan menyumbang emisi Karbon dioksida (CO2) yang sangat besar dan dampaknya tidak hanya akan dirasakan bagi masyarakat Papua saja melainkan masyarakat dunia juga.

Menilik berbagai sumber, vidio dan berita yang tengah ramai, perwakilan masyarakat adat Papua sudah datang unjuk rasa di depan mahkamah agung. Maka, netizen Indonesia yang selalu gercep bersuara di media sosial, semakin gencar dengan postingan All Eyes on Papua.

Menyadur dari unggahan poster yang lain bahwa hutan di Papua. Tepatnya di Boven Digul Papua seluas 36 ribu hektar atau separuh luas Jakarta akan dibabat habis dan dibangun perkebunan sawit.

Hal ini memunculkan kekhawatiran mulai dari hilangnya hutan alam dan boleh jadi menghasilkan emisi 25 juta ton CO2.

Halaman:

Editor: Baiq Aprilia Intan Sinara H.


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah