Salju Abadi Puncak Jaya Mencair, BMKG Tekankan Kesadaran Lingkungan

- 24 Agustus 2023, 14:52 WIB
Salju abadi Puncak Jaya mencair,  BMKG tekankan kesadaran lingkungan
Salju abadi Puncak Jaya mencair, BMKG tekankan kesadaran lingkungan /Salju abdi Puncak Jaya Papua/Instagram @pejalan.indonesia

KILASCIMAHI - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut ”salju abadi” atau tutupan es di Puncak Jaya Papua, kondisinya semakin mengkhawatirkan karena terus mengalami pencairan akibat dampak pemanasan global.

Menurutnya, fenomena El Nino yang terjadi tahun 2023 ini berpotensi mempercepat pencairan tutupan es di Puncak Jaya. Fenomena ini memiliki dampak besar bagi berbagai aspek kehidupan di wilayah tersebut.

“Ekosistem yang ada di sekitar salju abadi menjadi rentan dan terancam. Perubahan iklim juga berdampak pada kehidupan masyarakat adat setempat yang telah lama bergantung pada keseimbangan lingkungan dan sumber daya alam di wilayah tersebut,” ungkap Dwikorita, dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Rabu 23 Agustus 2023.

Dalam seminar bertajuk 'Salju Abadi Menjelang Kepunahan: Dampak Perubahan Iklim?' di Jakarta, Selasa (22/8) Dwikorita menerangkan, Indonesia menjadi salah satu lokasi unik di wilayah tropis karena memiliki salju abadi.

Baca Juga: Uji Emisi Kendaraan, Kontribusi Masyarakat Cegah Polusi Udara

Salju abadi di Puncak Jaya, kata dia, adalah sebuah keajaiban alam yang menarik banyak perhatian dari kalangan ilmuwan, peneliti, serta pecinta alam dari seluruh dunia.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, dilaporkan terjadi penurunan drastis luas area salju abadi di kawasan tersebut.

Dwikorita mengatakan bahwa sejak tahun 2010, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) BMKG bersama Ohio State University, AS, telah melakukan studi terkait analisis paleo-klimatologi berdasarkan inti es (ice core) pada gletser Puncak Jaya.

BMKG dengan didukung PT Freeport Indonesia kemudian melakukan kegiatan pemantauan secara berkala terhadap luas dan tebal gletser di Puncak Jaya. Hasilnya, sejak pengamatan dilakukan sampai saat ini, tutupan es di Puncak Jaya mengalami pencairan, bahkan menuju kepunahan.

Pada 2010, tebal es diperkirakan mencapai 32 meter dan laju penipisan es sebesar 1 meter per tahun terjadi pada tahun 2010-2015. Kemudian saat terjadi El Nino kuat pada tahun 2015-2016, penipisan es pun mencapai 5 meter per tahun.

Dwikorita menekankan pula bahwa semua pihak perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga dan melindungi lingkungan. Upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim harus dilakukan bersama baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta dan pihak terkait lainnya.

Pengurangan emisi Gas Rumah Kaca dan penerapan energi baru dan, atau terbarukan menjadi langkah penting yang harus segera dilakukan.

”Kita perlu terus menjaga dan mengendalikan laju kenaikan suhu dengan cara mentransformasikan energi fosil menjadi energi yang lebih ramah lingkungan. BMKG merekomendasikan perlunya program yang lebih sistematis dan berkelanjutan untuk observasi terhadap parameter lingkungan,” paparnya.

Editor: Titin Kartika Dewi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah