"Per hari ini pemerintah merasa UMKM sudah cukup pulih, survive (bertahan) sehingga program hibah BPUM tidak diperlukan lagi," kata Teten Masduki seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Senin, 26 Desember 2022.
Meski kondisi ekonomi global pada 2023 mendatang kabarnya akan penuh dengan tantangan, tetapi menurutnya hal itu justru dapat menjadi peluang bagi para pelaku usaha UMKM untuk mengisi permintaan dalam negeri.
Baca Juga: Viral! Urus BSU 2022, Pegawai Honorer di Sulawesi Dapat Uang Kaget Rp 14 Triliun
Teten menilai, UMKM saat ini lebih tahan banting dan bisa beradaptasi dengan baik, bahkan saat pandemi Covid-19 terjadi.
"Ini yang kita akan terus perkuat bagaimana mendorong kemudahan UMKM mendapatkan akses pembiayaan baik lewat KUR, maupun dana bergulir untuk koperasi termasuk juga kita membantu mereka menyiapkan produk-produknya supaya lebih berkualitas, lebih kompetitif," ujarnya menjelaskan.
Kendati demikian, Teten Masduki menjelaskan bahwa pemerintah akan tetap siaga sambil melihat perkembangan situasi yang terjadi ke depan.
Sebab ia pun tak memungkiri bahwa kondisi ekonomi tidak terlalu baik, sehingga pemerintah bisa saja melakukan penyesuaian.
"Nanti kita coba evaluasi kalau perkembangannya tidak terlalu bagus, ya seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah bisa melakukan adjustment (penyesuaian) terhadap program dan pembiayaan," tutur Teten Masduki.
Jumlah UMKM itu sendiri dinilai mengalami kenaikan secara signifikan dengan bertransformasi digital ke e-commerce akibat kondisi pandemi Covid-19.
Pada awal pandemi, hanya ada 8 juta UMKM yang terdigilisasi.