Baca Juga: Memperingati Hari Sumpah Pemuda 2022: Momen Untuk Mengenang Jasa Para Agen Perubahan
Kedua, di Java Oost Bioscoop yang sekarang menjadi menjadi gedung Mahkamah Agung.
Ketiga, di rumah Indekost milik Sie Kong Lian yang merupakan basecamp pemuda pelajar Indonesia saat itu, yang sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda.
Jadi yang menggagas terjadinya kongres Pemuda kedua adalah anak-anak kost yang tinggal di rumah kost milik SieKong Lian.
Bahasa pengantar yang digunakan saat itu adalah bahasa Belanda. Namun dengan semangat nasionalisme, mereka berusaha menggunakan bahasa Indonesia dan menginginkan bahasa Belanda ditiadakan.
Setelah melalui rangkaian proses satu demi satu peserta sudah menyampaikan pendapatnya, akhirnya Ketua Kongres, Soegondo Djojopoespito menutup rapat dengan keputusan Kongres Pemuda yang menghasilkan sebuah ikrar yang dirumuskan oleh sekretarisnya Mohamad Yamin.
Ikrar itulah yang kita kenal dengan Sumpah Pemuda.
Baca Juga: Hati-hati Menyerupai Umat lain, Begini Cara Menanggapi Perayaan Halloween 2022
Putusan kongres kedua merupakan ikrar kebangsaan para pemuda bahwa mereka bertumpah darah satu tanah Indonesia, mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia, dan beritikad menjunjung bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Kongres Pemuda Kedua selain menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda, juga menjadikan lagu Indonesia Raya pertama kali dikumandangkan pada Kongres Pemuda Ke-II.