Ternyata Bukan Muktamar, Muhammadiyah Gunakan Bahasa Belanda Untuk Nama Asli Permusyawaratan Tertinggi

17 November 2022, 08:10 WIB
Bukan Muktamar, tapi Muhammadiyah gunakan nama bahasa Belanda untuk permusyawaratan tertingginya /Twibbonize

KILASCIMAHI - Ternyata bukan Muktamar, Muhammadiyah gunakan nama dengan bahasa Belanda untuk permusyawaratan tertinggi.

Seperti diketahui, Muhammadiyah akan menyelenggarakan Muktamar ke 48 akan pada 18 November 2022.

Muktamar Muhammadiyah adalah permusyawaratan tertinggi di salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia ini.

Sebelum dinamakan Muktamar, Muhammadiyah gunakan nama berbahasa Belanda.

Baca Juga: Ini Dia Daftar Mobil Yang Digunakan Oleh Beberapa Pemimpin Negara Di KTT G20 Bali

Kenapa Muhammadiyah menggunakan nama berbahasa Belanda untuk menamakan permusyawaratan tertinggimya saat itu? 

Untuk mengetahuinya, simak ulasan kilascimahi.com dikutip dari laman resmi Muhammadiyah berikut ini.

Sejak berdiri pada 18 November 1912, Muhammadiyah telah melaksanakan.Muktamar sebanyak 48 kali.

Tapi, pada tahun 1912, Muhammadiyah belum menggunakan nama Muktamar untuk proses pengambilan keputusan organisasi tertinggi.

Pada 1912 hingga 1921, Muhammadiyah menggunakan bahasa Belanda untuk penamaan mekanisme pengambilan keputusan tertinggi organisasi.

Saat itu, Muhammadiyah menggunakan nama Algemene Vergadering

Pada 1922, istilahnya sempat diganti menjadi “Jaarvergadering”.

Lalu, pada 1922-1946, Muhammadiyah menggantinya dengan menggunakan istilah “Congres”.

Pada 1946-1950, Muhammadiyah tidak sempat melakukan permusyawaratan tertinggi karena bangsa Indonesia sedang sibuk dengan perlawanan mempertahankan kemerdekaan.

Baca Juga: Awas Jangan Jadikan Malam Jumat Sunnah Rasul untuk Berhubungan Suami Istri, Ini Kata Ustadz Adi Hidayat

Baru pada tahun 1951 hingga saat ini, Muhammadiyah menggunakan istilah “Muktamar”.

Muktamar memiliki arti permusyawaratan tertinggi di Muhammadiyah yang diselenggarakan dan atas tanggung jawab Pimpinan Pusat.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menjelaskan, anggota dalam Sidang Muktamar terdiri dari anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah, perwakilan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah, dan organisasi otonom tingkat pusat.

Di dalam Muktamar terdapat beberapa hal yang dilakukan seperti pemilihan anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah, penyusunan program kerja, dan jika diperlukan membuat perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Muktamar 2022 akan dibuka pada 19 November 2022.

Sehari sebelum Muktamar, Muhammadiyah akan menggelar Sidang Tanwir pada 18 November 2022 yang akan membahas beberapa persoalan seperti pengesahan jadwal Muktamar, pengesahan calon yang sudah diverifikasi oleh panitia pemilihan, dan memilih 39 nama sebagai calon anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dinyatakan sah oleh Tanwir.

Ke-39 nama ini nanti akan dibawa ke arena Muktamar untuk dipilih oleh peserta Muktamar.

13 nama pimpinan pusat ini kemudian akan bermusyawarah untuk menetapkan Ketua dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah untuk periode 2022-2027.

Untuk diketahui, Muhammadiyah akan melaksanakan Mukmatar Muhammadiyah 2022 pada 18-20 November. Muktamar akan dibuka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo di Stadion Manahan Solo pada 19 November 2022.

Baca Juga: Benarkah Memotong Kuku sebagai Salah Satu Amalan Hari Jum'at? Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat!

Tema Muktamar Muhammadiyah kali ini ialah "Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta". Sementara tema Muktamar Aisyiyah ialah "Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa".

Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir, agenda Mukmatar meliputi laporan PP Muhammadiyah 2015-2022, program PP Muhammadiyah 2022-2027, Risalah Islam Berkemajuan, dan Isu-isu Strategis.

Demikian ulasan mengenai sejarah Muktamar dan penamaannya di zaman Belanda.

 

 

Editor: Riffa Anggadhitya

Tags

Terkini

Terpopuler