4 Mitos Saat Rebo Wekasan yang Dipercaya Membawa Kesialan, Ada Apa Saja?

12 September 2023, 11:43 WIB
4 mitos saat Rebo Wekasan yang diyakini bisa membawa kesialan /ilustrasi malam Rebo Wekasan/Sinan/Pixabay

KILASCIMAHI - Rebo Wekasan memiliki nilai sakral bagi sebagian masyakarakat Indonesia, karena hari tersebut diyakini sebagai hari turunnya penyakit, musibah, atau kesialan.

Istilah Rebo Wekasan merujuk pada hari Rabu terakhir di bulan Safar. Tahun ini, Rebo Wekasan jatuh pada 27 Safar 1445 H atau 13 September 2023. Umumnya, sebagian masyarakat mengadakan amalan atau ritual tertentu untuk menghindari musibah saat Rebo Wekasan.

Tradisi Rebo Wekasan merupakan perpaduan antara kebudayaan lokal dengan Islam. Hal tersebut dapat dicirikan dari ritual pada Rebo Wekasan yang dilakukan dengan ritual keagamaan Islam seperti salat dan puasa.

Baca Juga: Rebo Wekasan, Rabu Terakhir di Bulan Safar, Benarkah Hari Turunnya Penyakit? Simak Penjelasannya di Sini

Berikut ini Kilas Cimahi ulas mengenai mitos yang beredar seputar Rebo Wekasan dirangkum dari berbagai sumber.

Mitos seputar Rebo Wekasan

1. Larangan bepergian

Sebagian kalangan percaya, bepergian ke luar rumah tanpa ada keperluan yang mendesak saat Rebo Wekasan akan membawa kesialan seperti kecelakaan dan sebagainya. Oleh sebab itu, banyak yang berdiam diri di rumah guna menghindari petaka yang akan terjadi.

2. Larangan melangsungkan pernikahan

Mitos tersebut bukan hanya berlaku saat Rebo Wekasan saja, bahkan diyakini pada bulan Safar pada umumnya. Oleh karena itu, terdapat sebagian kalangan yang menghindari melangsungkan pernikahan pada waktu tersebut guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Larangan berhubungan intim

Selain melangsungkan pernikahan, Rebo Wekasan juga dipercaya menjadi malam yang terlarang untuk melakukan hubungan intim suami istri. Malam Rebo Wekasan dipercaya membawa energi mistik atau spiritual yang kuat sehingga dapat membawa dampak buruk pada pasangan yang melakukannya.

4. Hari turunnya penyakit atau bencana

Rebo Wekasan juga diyakini sebagai hari diturunkannya bala atau bencana. Oleh karena itu, banyak masyakarat yang mengurangi aktivitas di hari tersebut untuk menghindari kegagalan atau kesialan.

Amalan yang biasa dilakukan saat Rebo Wekasan

Selain ritual kebudayaan, ada juga ritual keagamaan yang dilaksanakan saat Rebo Wekasan untuk memohon perlindungan agar tidak tertimpa musibah.

Adapun amalan yang sering dilakukan saat Rebo Wekasan antara lain sebagai berikut;

1. Sholat tolak bala

Pada malam Rebo Wekasan, sebagian masyarakat Muslim tradisional berkumpul di musala atau tempat ibadah untuk bersama-sama melaksanalan salat. Salat pada malam tersebut dinamakan salat sunah lidaf'il bala, atau salat menolak bala.

Dasar pelaksanaan salat itu sendiri diperdebatkan oleh para ulama, karena pada prinsipnya tidak ada perintah khusus dari Nabi Saw. Namun, sebagian lainnya memperbolehkan dengan niat melaksanakan salat hajat pada umumnya.

2. Puasa

Selain salat, terdapat juga amalan saat Rebo Wekasan yang kerap dilakukan oleh sebagian kalangan yaitu puasa tolak bala. Sama seperti salat tolak bala, puasa ini juga tidak memiliki dasar hukum yang sahih.

3. Selamatan

Tradisi yang juga sering dilakukan saat Rebo Wekasan adalah selamatan. Bentuknya beragam mengikuti kebudayan di daerah masing-masing, namun pada intinya sebagian masyarakat akan berkumpul di satu tempat, kemudian berdoa bersama untuk meminta perlindungan dijauhkan dari malapetaka.

Demikian ulasan mengenai mitos dan amalan yang beredar saat Rebo Wekasan. Semoga menambah khazanah pembaca, ya!

Editor: Titin Kartika Dewi

Tags

Terkini

Terpopuler