Saat Widya mendekatinya, meski ragu, ia merasa kehadiranya tidak sendirian. Ramai, seperti tempat ini penuh sesak, namun tidak ada siapapun disana, hanya dia sendiri, yang berjalan mendekati
Baca Juga: Gimana Nasib Bima dan Ayu KKN Desa Penari Sekarang? Jawabannya Pasti Kamu Bakal Merinding
Tepat ketika Widya menginjak anak tangga pertama, suara gamelan, berhenti, sunyi senyap, hening sekali.
Keheningan itu benar-benar menganggu Widya, kehadiranya seperti tidak diterima disini.
Namun Widya memaksa untuk tetap melihat, dan saat itu Widya mendengar seseorang menangis. Suaranya familiar, seperti suara orang yang ia kenal.
Ayu. Widya baru mengingat sesuatu yang paling ganjil selama KKN disini, Ayu.
Ayu tidak pernah sekalipun cerita apapun tentang desa ini, sesuatu yang ganjil yang menganggunya. Sebaliknya, Ayu menentang semua yang tidak masuk akal di desa ini.
Tapi, di malam ketika mereka berdebat mendengar suara gamelan, Ayu pasti berbohong. Ayu sebenarnya juga tahu dan mendengarnya secara langsung, Ayu lebih tahu tentang semua ini, jauh di atas yang lain, termasuk apa yang Bima lakukan selama ini.
Seperti menangkap angin, ada suara tangisanya namun tak ada wujud. Dimanapun Widya mencari, tetapi tempat sesunyi dan sesepi itu, masih terasa ramai bagi Widya, seperti ia ditatap dari berbagai sudut.
Widya melihat dari jauh, di bawah sanggar ada sebuah gubuk, berpintu. Widya mendekatinya, namun enggan membukanya.