Namun, yang Widya temui adalah ujung Tipak Talas, yaitu sebuah tumbuhan yang ditanam tepat di jalan setapak.
Tumbuhan itu, adalah tumbuhan beluntas. Tumbuhanya kecil, tapi rimbun, samping kiri kanan, sudah gak bisa di lewati, kecuali bila membawa parang, dan tentu saja butuh waktu yang lama untuk membabat semak belukar.
Baca Juga: Mengerikan, Ternyata Ini Penyebab Kematian Bima Versi Mbah Buyut dalam Cerita KKN di Desa Penari
Namun, wangi tumbuhan beluntas yang seharusnya langu, namun yang ini wanginya seperti aroma melati.
Seperti tidak sadar, Widya sudah mengunyah daun itu, dan terus mengunyah. Widya baru sadar saat tenggorokanya tersayat batang beluntas yang tajam, dan di balik tumbuhan itu, Widya melihat jalan menurun.
Pantas saja ia hanya bisa melihat ujung jalan setapak berhenti disini. Jadi, jalan menurunya ditutup oleh banyak sekali tumbuhan beluntas.
Saat Widya menuruninya, ia sampai harus berdarah-darah meraih tanaman beluntas yang dililit tali puteri.
Di bawahnya, dia melihat Sanggar yang diceritakan Ayu dulu. Sanggarnya benar-benar berantakan. Ada 4 pilar kayu jati yang dipangkas segi 4, memanjang ke atas dengan atap mengerucut.
Sari jauh terlihat seperti bangunan balai desa, namun lebih besar dengan lantai panggung.
Disana, suara gamelan terdengar jelas sekali, seperti sumber suara gamelan itu ada di bangunan ini.