Kisah Inspiratif dari Oded M Danial: Konsisten Dakwah sambil Berjualan Es dan Gorengan

- 11 Desember 2021, 10:20 WIB
Kabar Duka, Oded M Danial Meninggal Dunia, PC PMII Kota Bandung Ucapkan Belasungkawa.
Kabar Duka, Oded M Danial Meninggal Dunia, PC PMII Kota Bandung Ucapkan Belasungkawa. /prfmnews.pikiran-rakyat.com

KILASCIMAHI -

"Kalau sudah tidak jadi wali kota lagi, saya ingin pulang kampung. Fokus pada ­pendidikan pesantren. Alhamdulillah, saya ­sudah punya lahannya di Tasikmalaya. Sekarang sedang ditata. Mudah-mudahan saja keinginan ini terwujud,” ujar Oded M Danial pada suatu kesempatan berbincang di rumah pribadinya yang sederhana di kawasan Gunungbatu, Cimahi seperti dilansir www.pikiran-rakyat.com

Dunia Oded M Danial memang tidak jauh-jauh dari kegiatan dakwah. Sejak kanak-kanak, dia sudah menempa dirinya dengan keagamaan.

Ketika duduk di Sekolah Teknik Pertama (STP), setiap pukul 17.00, dia mengayuh sepeda dari rumahnya di Jalan Lengkong, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya menuju Pesantren Persatuan Islam (Persis) di Benda, Nagarasari, Kecamatan Cipedes untuk mengaji. Jaraknya sekira 3 km ke utara dari Lengkong.

Ketertarikan pria kelahiran Tasikmalaya 15 November 1962 itu menggeluti dunia dakwah, membawanya bersentuhan dengan orang-orang yang punya pengaruh kuat di tengah masyarakat.
Di Tasikmalaya, ketika itu, terdapat dua tokoh agama yaitu KH. Khoer Affandi, pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU) dan KH. Aminullah, pengasuh Pondok Pesantren Persatuan Islam (Persis) Benda.

”Saya kagum pada mereka. Keduanya pribadi istikamah yang telah memilih dakwah sebagai jalah hidupnya,” katanya.

Oded M Danial rajin mengunjungi keduanya. Meski tidak menjadi santri permanen di ke­dua pesantren tersebut, tetapi dia memiliki ikatan emosional dengan kedunya.

Setelah lulus Sekolah Tek­nik Menengah (STM), Oded M Danial berangkat ke Jakarta. Tempat yang dituju adalah ru­mah saudara sepupunya, karyawan PT. Mitsu­bishi Tiga Berlian, di Perumahan Kramayudha, Ci­manggis, Depok.

Di tempat itu, hari-hari Oded M Danial diisi de­ngan mengajar mengaji anak-anak dan kaum ibu. Jumlah muridnya mencapai sekira 70 orang.

Hanya sekira setahun ia bermukim di Jakarta. Pada 1983, dia mengikuti tes penerimaan pegawai Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) di Bandung dan lulus. Dia ditempatkan di ba­gian fabrikasi.
Di lingkungan IPTN, namanya pun dikenal sebagai ustaz. Ketika belum ada masjid memadai dan salat Jumat digelar di lima lokasi terpisah di lingkungan IPTN, Oded M Danial selalu kebagian menjadi imam dan khatib.

Ketika Masjid Habiburrahman di IPTN berdiri tahun 1993, ia dipercaya sebagai Ketua Bidang Dakwah di jajaran DKM tersebut.

Dakwah & dagang

Selain giat berdakwah, anak ketiga dari sembilan bersaudara itu sebenarnya punya bakat berdagang.

”Kumpulan orang banyak itu, selain ladang dakwah juga bisa jadi ladang usaha. Asal kita punya kemauan. Pokoknya jangan gengsi-gengsian, yang penting usaha kita halal,” tuturnya.

Oleh sebab itulah, bersama sang istri, Lala Nurlaeni yang dinikahinya pada 1987, Oded mengolah pe­nganan ”sejuta umat” seperti gehu, goreng pisang, bala-bala, lontong, dan comro.

Setiap pagi, makanan ringan itu disimpannya di kantin dan selalu habis dalam waktu singkat. Karena permin­taan meningkat, tetangganya pun dilibatkan.
Barang yang dijual tidak hanya terbatas pengan­an. Oded M Danial pun membawa sejumlah barang kebutuhan sehari-hari dari Tasikmalaya, kemudian dijual dengan cara dikiriditkeun.

Oded M Danial juga menjual kaset murattal 30 juz dan buku-buku Islam. Ia punya kios sembako di Pasar Caringin dan Pasar Andir.

Selain itu, Oded M Danial berjualan plastik bekas. Hasil usahanya mampu menutupi kebutuhan sekolah dan keluarga, bahkan masih ada sisanya.

Ekonomi keluarga­nya yang sedang tidak bagus, sangat tertolong. Usahanya terus berlanjut dengan usaha konveksi, membuat seragam sekolah.

Ketika kesehatan IPTN mulai menurun, pada 1999 Oded M Danial ikut program pensiun ”atas permintaan sendiri” (APS).

Dia ingin menekuni dunia wirausaha. Dia menerima pesangon Rp28 juta, hampir 50 kali lipat dari gajinya. Sebagian uangnya dipakai untuk bisnis pembuatan ”es tong tong”.

Disebut demikian karena es yang dijual dengan roda dorong itu menggunakan penanda gong kecil berbunyi, ” tong tong”.
Ditinggal istri

Meski sejak lama menjadi kader Partai Keadilan--lalu berubah jadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)--, baru pada 2004 Oded M Danial bersedia dicalonkan sebagai anggota DPRD Kota Bandung.

Pada pemilu tahun itu, PKS mendapatkan 11 kursi di DPRD Kota Bandunng dan Oded M Danial salah seorangnya.

Meski sibuk, gerak dakwah Oded M Danial tidak kendur. Bersama sang istri, yang kerap dipang­gil Umi Lala, mereka sibuk berdakwah.

Pada 2001, Umi Lala terdeteksi kanker payudara. Namun, dia tak menunjukkan kerisauan. Pergaulan di PK mempertemukan Umi Lala dengan sejumlah aktivis wanita lain di anta­ra­nya Siti Muntamah, wanita kelahiran Banyuwangi yang pernah bekerja di PT IPTN. Keduanya pun menjadi akrab.

Ternyata, kanker itu semakin ganas. Sudah sampai stadium IV. Pada 4 Juni 2006, sang istri meninggal dunia dalam usia 38 tahun setelah dirawat tiga hari di rumah sakit.

Beberapa hari sebelum kepergiannya, perempuan itu telah mengamanahkan kepada sang suami, jika dia meninggal agar menjadikan Siti Muntamah sebagai istrinya.

”Beberapa waktu kemudian, saya berembuk dengan anak-anak. Alhamdulillah, mereka setuju. Anak-anak saya sudah kenal akrab,” ujar Oded M Danial.

Dari pernikahannya dengan Umil Lala, Oded M Danial mempunyai lima putri sedangkan dari Muntamah dikaruniai dua putri.

Bandung 1

Karier politik lelaki yang akrab disapa Mang Oded itu terus melaju. Pada Pemilihan Wali Kota Bandung 2013-2018, Oded M Danial berpasangan dengan Ridwan Kamil.

Pasangan Ridwan Kamil-Oded M Danial (Rido) yang diusung PKS dan Gerindra itu unggul.

Setelah lima tahun menjadi orang nomor dua di Kota Bandung, Oded M Danial mencalonkan diri untuk menjadi orang nomor satu, berpasangan dengan Yana Mulyana hingga 2023.

Manusia pu­nya rencana tetapi Tuhan berkehendak lain. Jumat 10 Desember 2021, Yang Maha Berkehendak telah memanggil Oded M Danial.

Pria ramah dan bersahaja itu meninggal dunia sesaat setelah berdiri untuk salat sunat di Masjid Mujahidin, Jalan Sancang, Bandung. Hari itu, dia dijadwalkan menjadi imam dan khatib Jumat. Seperti yang diinginkannya, Mang Oded memang pulang kampung.

”Seperti yang diwasiatkan kepada istrinya, Mang Oded ingin dimakamkan di Tasik, berdekatan dengan ayah (Jojo Sutejo) dan ibunya (Iloh Halimah),” kata salah seorang adiknya, Sohibul Iman. Selamat Jalan, Mang!***

Penulis : Enton Supriyatna

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x