Ucapan Arteria Dahlan Telah Diprediksi Uga Wangsit Siliwangi: Satukan Orang Sunda dan Hadirkan Ratu Adil

- 24 Januari 2022, 11:12 WIB
Ilustrasi Lukisan Prabu Siliwangi
Ilustrasi Lukisan Prabu Siliwangi /Akun Facebook Tutu Hatta Saputra

KILASCIMAHI – Polemik pernyataan Anggota Komisi III DPR RI, Arteria Dahlan yang menginjak martabat masyarakat Sunda terkait pelarangan penggunaan Bahasa Sunda oleh Kajati dalam rapat sehingga diminta untuk diganti, terus berlanjut. Berbagai kecaman terus muncul meski Politisi PDIP ini sudah menyatakan minta maaf.

Menurut Ketua Gerakan Pilihan Sunda (Gerpis), Andri P Kantaprawira, pelarangan penggunaan Bahasa Sunda oleh Arteria Dahlan bahkan langsung minta kajati diganti ini mengesankan bahwa pengguna Bahasa Sunda itu tidak professional, tidak kompeten, penjilat dan tidak layak memimpin.

‘’Bagi kami, NKRI harga mati, Sunda harga diri,’’tegas Andri kepada Kilas Cimahi.

Baca Juga: Pelecehan Sunda oleh Arteria Dahlan, Sudah Diprediksi Ratusan Tahun Lalu dalam Wangsit Siliwangi

Hal senada dikemukakan Pengamat Politik, Rocky Gerung yang mengaku memahami keinginan masyarakat Sunda supaya Arteria Dahlan mendapatkan hukuman yang lebi berat.

"Kalau kita mengerti perasaan masyarakat Sunda, kita paham kenapa mereka menginginkan hukuman lebih berat, karena itu menyangkut martabat. Bahasa itu 'kan lambang martabat suatu kelompok," kata Rocky Gerung.

Tapi, di sisi lain, pelecehan Arteria Dahlan terhadap Bahasa Sunda ini telah membangkitkan kesadaran masyarakat Sunda akan identitas kebudayaannya. Masyarakat Sunda, baik itu yang aktif dalam organisasi kesundaan maupun yang tidak aktif, menyuarakan perasaan yang sama. Merasa dilecehkan dan ingin Sunda kembali dihargai.

Baca Juga: Pemerintah Berencana Gunakan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional untuk IKN, Faisal Basri: Rakyat Dikorbankan

Kondisi ini pun sebenarnya sudah diramalkan oleh Prabu Siliwangi ratusan tahun yang lalu. Kondisi ini, tertulis dalam Uga Wangsit Siliwangi akan menjadi pertanda bahwa  akan hadirnya persatuan hingga hadirnya ratu adil yang sejati.

‘’Tapi engké, lamun Gunung Gedé anggeus bitu, disusul ku tujuh gunung. Génjlong deui sajajagat. Urang Sunda disarambat; urang Sunda ngahampura (Tapi nanti, setelah Gunung Gede meletus, disusul oleh tujuh gunung. Ribut lagi seluruh bumi. Orang Sunda dipanggil-panggil, orang Sunda memaafkan).’’

Halaman:

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x