Network
KILASCIMAHI - Tokoh Sunda yang juga anggota DPR RI, Dedi Mulyadi mengaku tak terima jika ada pejabat harus dicopot gara-gara menggunakan bahasa sunda dalam rapat.
"Wajar saja dilakukan selama yang diajak rapat, yang diajak diskusi, mengerti bahasa daerah yang digunakan sebagai media dialog pada waktu itu," ujar Dedi Mulyadi seperti dalam rilis yang diterima kilascimahi.com.
Sebelumnya heboh Pernyataan Politisi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan yang meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk mengganti seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) yang rapat menggunakan bahasa Sunda.
Kang Dedi Mulyadi, demikian ia biasa disapa, merasa tersinggung tersinggung jika persoalan penggunaan bahasa Sunda dalam rapat jadi permasalahan.
Bahkan, kata Kang Dedi Mulyadi, saat ia memimpin rapat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI kerap menyisipkan bahasa Sunda di dalamnya.
"Justru itu malah membuat suasana rapat rileks tidak tegang. Sehingga apa yang ada di pikiran kita, gagasan kita bisa tercurahkan. Dan lama-lama anggota yang rapat sedikit banyak mendapat kosakata baru bahasa Sunda yang dimengerti," katanya.
Jadi, Kang Dedi Mulyadi menilai jika ada orang berpikiran bahwa penggunaan bahasa daerah dalam sebuah rapat resmi itu melanggar persatuan nasional, itu kelewatan.
"Bagi saya tidak ada problem apapun orang mau menggunakan bahasa daerah manapun di Nusantara ini selama itu bisa dipahami oleh peserta rapat atau acara yang kita pimpin," lanjut Kang Dedi Mulyadi.
Baca Juga: Jadi Youtuber Tidak Sengaja, Kang Dedi Mulyadi Dituduh Pencitraan : Memang Benar
