Jadi Youtuber Tidak Sengaja, Kang Dedi Mulyadi Dituduh Pencitraan : Memang Benar

- 30 Desember 2021, 19:20 WIB
Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi tengah mendengarkan kisah  korban tabrak lari di Nagreg dari  keluarga korban
Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi tengah mendengarkan kisah korban tabrak lari di Nagreg dari keluarga korban /akun facebook Kang Dedi Mulyadi


KILASCIMAHI - Mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi mengaku bahwa dirinya tidak secara sengaja membuat konten youtube. Meski begitu, kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi sudah memiliki 2,81 juta subscriber.

“Jadi kalau ada orang yang bilang buat konten, saya mah tidak pernah bikin konten. Yang ada hanyalah perjalanan yang direkam oleh kamera kemudian diposting,” ujar Anggota DPR RI ini.

Baca Juga: Kang Dedi Mulyadi Heran Kenapa Korban Tabrak Lari di Nagreg Malah Dibuang ke Sungai

Seperti dikutip dari galamedia.pikiran-rakyat.com dalam artiketl yang berjudul mengejutkan dedi mulyadi akui bikin youtube untuk pencitraan nanti dianggap tak ada kerjaan , Dedi mengakui apa yang ia lakukan banyak dinilai sebagai bentuk pencitraan.

“Ya benar itu pencitraan, karena setiap pejabat publik harus punya citra dan citra itu harus dilakukan secara konsisten bukan pura-pura atau dadakan. Ada kamera pura-pura pungut sampah, ada kamera pura-pura peluk orang miskin, di depan kamera empatinya tinggi, bukan itu,” ujarnya.

“Tapi ada kamera atau tidak ya tetap kita melakukan apa yang menjadi tradisi hidup kita,” lanjutnya.

Baca Juga: Sahrul Gunawan Angkut Sampah, Netizen: Kayak Kang Haji Dedi Mulyadi

Pada akhirnya citra tersebut akan terbangun dari mulut ke mulut. Dalam bahasa Sunda, Dedi menyebutnya dengan istilah sabiwir hiji.

“Dalam Sunda itu jadi sabiwir hiji, menjadi satu cerita tokoh yang diceritakan banyak orang. Itu dalam ilmu politik sekarang disebut popularitas,” ucapnya.

“Popularitas itu populer, kalau sudah punya popularitas harus punya elektabilitas. Nah kalau punya elektabilitas punya keterpilihan. Punya keterpilihan itu berarti mengenal, menyukai dan memilih. Nah memilihnya karena apa, karena citra yang dibangun setiap waktu,” lanjut Dedi kembali.

Halaman:

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah