KILASCIMAHI - Belum usai penanganan pasca gempa Cianjur, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG meminta masyarakat untuk mewaspasai longsor dan banjir bandang.
Hal ini diumumkan BMKG melalui laman resminya satu hari pasca gempa Cianjur.
Padahal, saat ini, pemerintah tengah fokus dalam penangan dampak gempa Cianjur yang telah menyebabkan 268 warga tewas.
Ini belum termasuk dengan dampak gempa Cianjur yang telah menyebabkan 22.198 rumah di berbagai kecamatan di Cianjur mengalami kerusakan.
Menurut BMKG, Dwikorita Karnawati, peringatan ini dikhususkan bagi masyarakat Cianjur yang bermukim di daerah lereng-lereng perbukitan dan di lembah atau bantaran sungai.
Menurutnya, besar kemungkinan lereng-lereng perbukitan di Cianjur menjadi rapuh usai terjadinya gempa bumi.
Hal ini dapat semakin diperparah dengan tingginya intensitas hujan yang berpotensi mengguyur Cianjur.
"Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir bandang dengan membawa material runtuhan lereng. Jadi masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin," imbuhnya.
Dwikorita kemudian meminta masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa bumi. Hal ini diakrenakan bangunan tersebut bisa ambruk sewaktu-waktu jika terjadi gempa susulan.