Inilah Biografi Paku Alam VIII yang Resmi Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional Oleh Jokowi di Hari Pahlawan

- 10 November 2022, 10:30 WIB
 Inilah Biografi Paku Alam VIII yang Resmi Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional Oleh Jokowi di Hari Pahlawan 2022
Inilah Biografi Paku Alam VIII yang Resmi Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional Oleh Jokowi di Hari Pahlawan 2022 /Deddy Yustianto /

KILASCIMAHI - Hari ini tanggal 10 November 2022 diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional. Presiden Jokowi menganugerahkan gelar Pahlawan bagi 5 orang dan salah satunya Paku Alam VII.

Simak biografi Paku Alam VII dan sejarah Kadepaten Pakualam untuk memahami perjuangannya hingga berhak mendapat gelar Pahlawan di Hari Pahlawan Nasional kali ini.

Indonesia setiap tahunnya setiap tanggal 10 November selalu memperingati Hari Pahlawan. Peringatan ini sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan RI.

Pada tanggal 3 November 2022 Pemerintah melalui Menkopolhukam Mahfud MD  telah mengumumkan 5 tokoh yang menjadi Pahlawan Nasional pada hari Pahlawan tahun ini, salah satunya Paku Alam VIII.

Baca Juga: Tokoh Jawa Barat KH. Ahmad Sanusi Dinobatkan Gelar Pahlawan Nasional: Simak Profilnya!

Pemberian Anugerah sebagai Pahlawan akan diberikan kepada keluarga pada tanggal 7 November 2022 sebagai salah satu cara pemerintah menghargai pahlawan pada hari pahlawan tahun ini.

Purapakualam dalam akun Instagram miliknya @purapakualaman mengucapkan rasa syukur atas anugerah Paku Alam VIII menjadi Pahlawan dalam peringatan Hari Pahlawan 2022.

Mari kita simak Biografi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII berikut ini.

Paku Alam VIII Nama kecilnya Bendoro Raden Mas Haryo Sularso Kunto Suratno.

Beliau adalah putra dari Paku Alam VII dan permaisuri Gusti Bendoro Raden Ayu Retno
Puoso.

Bendoro Raden Mas Haryo Sularso lahir di Yogyakarta pada tanggal 10 April tahun 1910.


Baca Juga: Jokowi Anugerahi 5 Tokoh Menjadi  Pahlawan Nasional pada Hari Pahlawan 2022, Salah Satunya Bapak Soeharto?!

Ketika usianya menginjak 26 tahun, Bendoro Raden Mas Haryo Sularso menempuh pendidikan di Europsche lagere school Yogyakarta.

Kemudian di Christelijk MULO AMS B di Yogyakarta. Serta di Rechts hogeeschool di Batavia atau sekolah tinggi hukum di Jakarta.

Bendoro Raden Mas Haryo sularso diangkat sebagai Kanjeng Pangeran Haryo Prabu suryodilogo pada tanggal 4 September tahun 1936.

Tanggal 12 April 1937,  beliau diangkat menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu suryodilogo.

Bendoro Raden Mas Haryo sularso menggantikan mendiang ayahnya pakualam ketujuh yang wafat pada tanggal 16 Januari 1937.

Selama lima tahun berlangsungnya pengangkatan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo.

Baca Juga: 5 Tokoh Ini Akan Ditetapkan Menjadi Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi Pada Hari Pahlawan 10 November

Manakala pada saat itu balatentara Dai Nippon datang ke Indonesia pada tahun 1942.

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu suryodilogo baru menggunakan gelar sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam ke-8.

Dan bersamaan dengan itu beliau juga menggunakan gelar sebagai Sri pakualam ke-8 pada masa pemerintahan Paku Alam ke-8.

Pada masa pemerintahan Paku Alam ke-8, Kadipaten pakualaman masih bergabung dengan Kesultanan Yogyakarta dan berkantor di Kepatihan Yogyakarta.

Akan tetapi pada waktu itu disaat tentara Dai Nippon menguasai Yogyakarta timbullah berbagai macam penderitaan yang sangat luar biasa yang dirasakan rakyat pada saat itu.

Baca Juga: Jelang Hari Pahlawan 2022, Download Logo Resmi Lengkap Dengan Tema, Arti dan Makna, Gratis


Pada masa pemerintahan Paku Alam ke-8 adalah merupakan masa-masa sulit bagi rakyat dengan kedatangan dari tentara Dai Nippon.

Kendatipun demikian pakualam ke-8 yang statusnya sebagai bangsawan dan penguasa puro pakualaman lebih mengambil sikap bijak dan legowo.

Selang waktu tiga tahun kemudian tepatnya pada tanggal 17-8-1945 sebuah negara baru telah lahir di negeri ini.

Dengan dikumandangkannya proklamasi oleh Soekarno dan Muhammad Hatta.

Dua hari setelah dikumandangkannya proklamasi pakualam ke-8 bersama Sri Sultan Hamengkubuwono ke-9 mengirimkan telegram ucapan selamat kepada para sang proklamator.


Dua minggu setelahnya tepatnya tanggal 5 September tahun 1945 pakualam ke-8 bersama Sri Sultan Hamengkubuwono ke-9 mengeluarkan maklumat yang menyatakan bahwa daerah Yogyakarta adalah bagian dari wilayah Republik Indonesia.

Berikutnya melalui amanat bersama antara pakualam ke-8 dan Sri Sultan Hamengkubuwono ke-9 serta persetujuan dengan badan pekerja komite nasional.

Daerah Yogyakarta pada tanggal 30 Oktober 1945 bersepakat menggabungkan antara Kadipaten pakualaman dan kesultanan Yogyakarta.

Halaman:

Editor: Titin Kartika Dewi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah