Sepulangnya ke Indonesia, KH. Ahmad Sanusi menjadi pengajar di pesantren Cantayan, meski pun kemudian oleh sang Ayah, ia disuruh untuk membuat pesantren baru.
Pesantren yang didirikannya bernama Babakan Sirna, merupakan Sekolah Islam di kampung Genteng.
Perjuangan KH. Ahmad Sanusi
KH. Ahmad Sanusi memiliki kiprah sebagai anggota BPUPKI pada tahun 1945.
Beliau ditetapkan sebagai anggota dalam sidang kedua BPUPKI di bulan Juli.
Keberadaannya di BPUPKI menghadirkan pandangan-pandangan Islam dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Selain di BPUPKI, KH Ahmad Sanusi mendirikan organisasi Islam pada November 1931, yaitu Al Ittihadjatoel Islamijah (AII).
Dalam (Surya, Yayan: 2009), Muhammad Iskandar menyebut bahwa KH. Ahmad sanusi merupakan kiai tradisional yang mengikuti mazhab Syafi'i, tetapi percaya bahwa pintu ijtihad masih terbuka.
Epilog