Di sisi lain, SCMP menyebutkan Pemerintah Indonesia menghindari menyebut nama Rusia ketika pertama berbicara menentang perang dan mendukung resolusi PBB untuk mengutuk tindakan Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Saat ini, Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang dianggap tidak bersahabat bagi Rusia.
Duta Besar Ukraina, Vasyl Hamianin berharap NU dan seluruh umat Islam Indonesia angkat bicara untuk mengakhiri perang.
"Mengurangi penderitaan rakyat Ukraina termasuk sekitar 2 juta saudara Muslim di Ukraina," kata Vasyl Hamianin dalam pertemuannya dengan Gus Yahya.
Holland Taylor, pakar dari LibForAll Foundation yang berkantor pusat di AS, mengatakan Gus Yahya dan NU memiliki kemampuan untuk memproyeksikan pengaruh di seluruh dunia.
Sementara itu, Alex Arifianto, peneliti di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) Singapura, mengatakan bahwa utusan Rusia dan Ukraina melihat NU sebagai “sekutu utama” Presiden Joko Widodo .
"Itulah sebabnya mereka (duta besar) menganggap NU sebagai aktor non-negara Indonesia yang sangat penting yang harus mereka konsultasikan, mungkin untuk mencoba mempengaruhi Presiden Widodo secara tidak langsung juga,” kata Arifianto.***