KILASCIMAHI - Dedi Mulyadi ternyata pernah menerima penghargaan berupa Anugerah Kebudayaan 2015 pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2016 yang berlokasi di Mataram, Lombok, 9 Februari 2016 lalu.
Saat itu, Dedi Mulyadi masih menjabat sebagai Bupati Purwakarta. Atas kinerjanya dalam melestarikan budaya, tim pakar di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menganugerahkan penghargaan bergengsi ini dan diserahkan bertepatan dengan Hari Pers Nasional.
Usai menerima penghargaan pada Hari Pers tersebut, Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi mengatakan, selama ini kebudayaan masih difahami sebagai kesenian saja.
Padahal sebenarnya kebudayaan adalah perilaku manusia dalam berkehidupan, dimana kaki berpijak, maka disitulah manusia harus berbudaya.
"Jika kita ingin mengembalikan negeri ini sebagai negeri Pancasila yang memiliki ruh konstitusi kebudayaan, maka sudah seharusnya ada regulasi yang mengatur dan melindungi aset kebudayaan kita sehingga nilai-nilai kearifan budaya tidak menjadi hilang," ungkapnya.
Usai menerima penghargaan, Bupati Dedi mengatakan, pers membuka jendela dunia dari tertutup jadi terbuka, gelap berubah terang.
"Selamat para pemegang cahaya berita. Hatur nuhun atas apresiasi Insan Pers Indonesia terhadap kebudayaan Sunda yang kami aplikasikan di Purwakarta. Selamat Hari Pers Nasional," ungkapnya.
Dalam laman facebooknya, Dedi Mulyadi menambahkan pemikirannya tentang kebudayaan yang dipaparkan pada Hari Pers Nasional.
Paling tidak, kata Dedi Mulyadi, ada 4 hal yang harus disiapkan agar kita mampu bersaing melalui piranti kebudayaan, terutama berkaitan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN ;
1) bahasa sebagai alat dominasi ekonomi dunia
2) makanan (kuliner) sebagai aset budaya yang mampu menjadi pilar kehidupan ekonomi
3) pakaian (fashion) yang hari ini semakin asing ditengah generasi muda karena terdesak oleh arus fashion asing
4) kesenian sebagai nilai estetik bukan saja sebagai pertunjukan yang digelar secara seremonial