Tim Investigasi Pemilihan BPA AJB Bumiputera 1912 Tidak Amanah, Tiga Elemen Pemegang Polis Walk Out

- 12 Januari 2022, 22:30 WIB
/

Namun pendapat Marwoto dipatahkan oleh perwakilan pemegang polis dari Kornas Pemegang Polis AJB Bumiputera 1912, Dwi Christianto.

Menurutnya, sejak awal pembentukan tim dengan SK direksi NO.SK.1/DIR/I/2022 telah salah arah dan melenceng dari penugasan yang dilakukan oleh Panitia Pemiliah BPA Periode 2021 – 2026.

Dwi Christianto pun menolak SK tersebut dan menilai penghilangan diksi Audit telah melecehkan rapat pleno dan menunjukkan manajemen bermanuver untuk memperlama proses pemilihan BPA.

“Sejak awal saya telah menyatakan, diksi Audit tidak boleh dihilangkan jika tim ini akan dibentuk dan menjalankan tupoksinya. Pasalnya, saya berani menduga dan bisa kita buktikan bersama bahwa sistem aplikasi e-voting yang digunakan panitia pemilihan BPA lemah dan rawan manipulasi,” pungkas Dwi Christianto, selaku Elemen KORNAS PERKUMPULAN PEMEGANG POLIS AJB BUMIPUTERA 1912.

“Jadi benar apa yang menjadi panggilan hati ibu Prima dari Pempol Bumi, sampai terbawa mimpi – pengaduan para pemegang polis di dapil-dapil lainnya bahwa terjadi banyak kecurangan,” tambahnya.

Dwi Christianto menilai e-voting yang dirancang oleh PT. Informatika OASE yang merupakan anak perusahaan AJB Bumiputera 1912, sangat sarat kepentingan memihak manajemen.

Apalagi e-voting dilakukan hanya berdasarkan nomor polis dan tanggal lahir pemegang polis, hal ini sangat mudah untuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang memiliki daftar dan data lengkap pemegang polis, hal yang mustahil dimiliki oleh pemegang polis.

“Jadi kita bisa menilai, sebenarnya siapa yang ‘bermain’ dan melakukan kercurangan dalam pemilihan BPA ini. Jadi saya juga meminta seluruh dapil haru kita bongkar. Gampang, tinggal kita urutkan Internet protocol address yang masuk, diurutkan berdasarkan cluster nomor dan mengarah ke calon BPA siapa, disitu akan terlihat siapa yang melakukan kecurangan,” papar Dwi.

“Jika tim ini, entah namanya mau tim Audit Investigasi atau Tim Investigasi mau dibentuk, harus menyetuh sistem dan menelisik sampai ke seluruh dapil pemilihan BPA. Jika hal itu tidak dilakukan, maka saya akan keluar dari tim ini. Karena sejak awal tidak amanah dan tupoksinya telah dikebiri oleh manajemen,” tegas Dwi.

Atas statement tegas ini, Calon ketua tim investigasi Marwoto, serta anggota lainnya yakni Perwakilan PKBI, Bakti, Perwakilan Serikat Pekerja AJB Bumiputera 1912 Rizky Yudha Pratama, Perwakilan Manajemen, Husnul Khotim dan Sanimin meminta agar perwakilan Kornas tetap masuk di tim.

Halaman:

Editor: Arif Farandhika


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah