Tragedi Kanjuruhan Malang, Aremania: Ini Kuburan Massal Ya Allah

4 Oktober 2022, 19:13 WIB
Tragedi Kanjuruhan Malang terjadi karena massifnya tembakan gas air mata, Aremania sebut stadion jadi kuburan massal /

KILASCIMAHI - Tragedi Kanjuruhan Malang, masih menjadi pembicaraan panas di dunia sepakbola.

Usai tragedi Kanjuruhan, yang memakan ratusan korban, muncul berbagai macam statement.

Tragedi Kanjuruhan ini sendiri, sudah ditetapkan sebagai sejarah terkelam dunia olahraga.

Benarkah tragedi Kanjuruhan sudah merupakan kuburan massal?

Baca Juga: Kasih Komen 'Blunder' Tentang Tragedi Kanjuruhan, Akun Twitter Polsek Srandakan Dirujak Netizen

Paska pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya dikabarkan korban jiwa yang meregang nyawa sesak nafas, akibat gas air mata.

Polisi yang bertugas berjaga dikabarkan terlalu masif menembakkan gas air mata, saat para suporter Arema FC turun lapangan.

Sedangkan suporter Persebaya Surabaya melakukan nobar dibeberapa titik.

Irjen Niko Afinta membuka suara atas musibah yang menimpa dunia olah raga ini.

Beliau menjelaskan bahwa saat proses pertandingan, tidak ada permasalahan, semua berjalan sebagaimana mestinya.

Permasalahan mulai terjadi, saat pertandingan selesai. Ini bermula dari rasa kekecewaan pada suporter yang belum menerima kekalahan team kesayangan.

Dimana selama 23 tahun bertanding, belum pernah menuai kekalahan di kandang sendiri. Hal inilah yang membuat penonton turun lapangan dan mencari pemain.

Mereka hendak minta penjelasan, kenapa bisa sampai kalah.

Di situ, para petugas yang berjaga mencoba menghalaunya, dengan menembaknya gas air mata.

Massifnya aparat dalam menembakkan gas air mata ini, ternyata membawa dampak sangat buruk.

Dilansir dari akun Instagram sepakbolaid, dalam unggahan akun tersebut. Beredar rekaman detik-detik bagiamana ribuan Aremania mencoba keluar dari stasiun Kanjuruhan Malang, saat asap gas air mata memenuhi tribun.

Saat masa mencekam itu, Aremania justru menemukan gate terkunci.

Hal ini dibenarkan oleh beberapa Aremania, bahwa pintu keluar memang ditutup rapat saat Laga Derbi Jatim tersebut berakhir.

Salah satu Aremania, Dadang Indarto mengaku tidak mampu berkata-kata untuk menjelaskan apa yang dia lihat.

Dia mengaku saat para Aremania hendak keluar, gas air mata kembali menyerbu, hingga dia berfikir apakah ada rencana pembunuhan massal?

"Saat peluit dibunyikan, tidak dibuka sama sekali. Mungkin maksud Panpel agar tak ada masalah keluar menghalangi Persebaya. Tapi kenyataannya gak seperti itu. Temen-temen juga sudah komitmen di rakor,"ungkapnya.

Baca Juga: Tragedi di Stadion Kanjuruhan Sebabkan 127 Tewas, Netizen Serbu Instagram Polres Malang, Netizen: Ini Genosida

Dia juga menceritakan, dia mencoba bergeser ke gate 13, namun disana dia malah disuguhi pemandangan semacam kuburan massal untuk teman-temannya.

"Di sana numpuk anak kecil. Banyak wanita juga. Ini keburukan massal ya Allah," ucapnya terisak.

Demikianlah yang bisa kilascimahi sajikan seputar tragedi Kanjuruhan Malang, yang dianggap sebagai kuburan massal oleh Aremania.

Editor: Riffa Anggadhitya

Tags

Terkini

Terpopuler