Sebagian lagi, dengan perayaan-perayaan, yang dibaluti dengan budaya setempat. Mengingat kita berada di Indonesia, yang sangat kaya akan budaya dan tradisi.
Namun, ada juga sebagian golongan yang membid'ahkan perayaan yang agung ini. Dalil yang digaungkan, adalah nabi dan sahabat tidak merayakannya.
Lalu bagaimana hukumnya merayakan Maulid Nabi? Buya Yahya pun menyikapi salah satu pertanyaan jamaah, mengenai golongan yang membid'ahkan Maulid Nabi.
Dilansir dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, ulama dengan pembawaan tenang ini, menjawab tenang pertanyaan salah satu jama'ahnya, yang bertanya seputar Maulid Nabi.
"Maulid nabi itu, artinya bergembira dengan nabi. Merayakan maulid nabi sama dengan mengagungkan Nabi. Karena kita memang perlu bergembira dan mengagungkan nabi kita," jawabnya Buya Yahya sebagai pembuka.
Buya Yahya menjelaskan bahwa setiap hari kita ini mengangungkan Nabi.
Bahkan, Buya Yahya menilai kalau mampu setiap hari itu merupakan maulid, setiap hari potong ayam, bagi uang, untuk mengagungkan Nabi, juga diperbolehkan, jika mampu.
"Jika ada yang mengatakan maulid nabi sebagai bid'ah, maka mereka belum tahu, itu saja, jangan didebat. Mereka hanya belum tahu," imbuhnya.
Menurut Buya Yahya, mereka yang membid'ahkan Maulid Nabi, hanya salah paham. Jika dalam perayaan maulid nabi ada yang keliru, maka sebaiknya caranya yang dirubah, bukan perayaannya.
''Jika dalam perayaannya, ternyata ada campur baur, maka laki-laki dan perempuannya yang dipisah, biar tidak campur baur,''jelas dia.