Menurut dia, Rasulullah SAW sudah memberikan waktu yang cukup panjang untuk melaksanakan puasa Syawal, yakni dari tanggal 2 bulan Syawal hingga tanggal 29 Syawal.
Meski demikian, kata Ustadz Adi Hidayat, Semakin cepat melakukan puasa sunah Syawal, maka akan semakin baik.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS Al-Maidah ayat 48 dan QS Al Imran ayat 133:
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
“Berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al-Maidah: 48)
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133).
Baca Juga: Awas Dosa Besar! Jangan Lakukan Hal Ini Usai Berhubungan Intim, Begini Penjelasan Ustadz Abdul Somad
Demikian ulasan mengenai boleh tidaknya melakukan puasa Syawal tidak berurutan.