Benarkah Keutamaan Sholat Syuruq Seperti mengerjakan Ibadah Haji dan Umroh? Simak Penjelasannya Berikut ini

17 Desember 2022, 03:00 WIB
benarkah sholat syuruq berpahala seperti ibadah haji dan umroh? berikut penjelasannya /Konevi/Pixabay

KILASCIMAHI - Pernahkah kamu mendengar istilah sholat Syuruq? taukah kamu apa yang dimaksud dengan sholat Syuruq? 

Dan bagaimana cara mengerjakan sholat Syuruq ini? apakah sama dengan melaksanakan sholat sunnah Duha? 

Sebagai umat muslim kita tentu tidak asing dengan sholat sunnah Duha, namun beberapa dari kita mungkin masih awam dengan sholat sunnah Syuruq

berikut kilascimahi.com telah merangkum penjelasan mengenai apa itu sholat Syuruq, hukum hingga perbedaannya dengan sholat Duha

Dikutip dari laman bekalislam.firanda.com berikut penjelasan mengenai sholat Syuruq

Baca Juga: Sebelum Pergi Sholat Jumat, Lakukan Hubungan Intim, Pahalanya Setara Sholat Satu Tahun

Sholat Isyroq atau Sholat Syuruq

- Definisi

 

Secara bahasa adalah: Syaroqot asy-syamsu syuruuqon termasuk bab qo’ada (yang mashdarnya qu’uudan sehingga syaroqo mashdarnya syuruuqon) dan juga (mashdarnya bisa) syarqon yang artinya terbit. 

Asyroqot dengan tambahan alif artinya menerangi, diantara mereka ada yang menjadikan keduanya (syaroqot dan asyroqot) satu makna. Dan asyroqo artinya masuk ke waktu syuruk (terbitnya matahari). 

Adapun secara istilah: Sholat isyroq adalah sholat yang dilakukan setelah matahari terbit setinggi tombak.

Asal penamaannya berdasarkan penafsiran Ibnu ‘Abbas -radhiyallahu ‘anhuma: Aku telah membaca antara mushaf, aku tidak mengenal shalat isyroq kecuali sekarang ini.

يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ

“Mereka pun bertasbih di petang dan waktu isyroq (waktu pagi).” (Q.S. Shad : 18) 

Baca Juga: Syekh Ali Jaber Wasiatkan 4 Amalam Terbaik Di Hari Jumat, Rezeki Akan Datang Seminggu Kemudian

Hukum

Hukumnya sunnah sama seperti shalat dhuha, karena shalat isyroq atau Syuruq adalah shalat dhuha yang dikerjakan di awal waktu.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Utsaimin:

“Shalat sunnah isyroq adalah shalat sunnah dhuha, jika engkau melaksanakannya di awal waktu ketika matahari terbit dan meninggi setinggi tombak maka ia adalah shalat isyroq, dan jika dikerjakan di akhir waktu atau pertengahan maka ia adalah shalat dhuha. Akan tetapi sebenarnya ia adalah shalat dhuha, karena para ulama rahimahumullah mengatakan sesungguhnya waktu shalat dhuha dimulai dari terangkatnya matahari setinggi tombak hingga mendekati zawal.”(Liqo Al-Baab Al-Maftuuh 141/25)

 

Keutaman

Adapun keutamaan pahalanya seperti pahala orang yang berhaji atau umroh sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu:

«مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ»

Barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna.”   HR. Ath-Thobrony dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8/154 no. 7663

Namun perlu diperhatikan bahwa sebagian ulama memandang tidak disyari’atkannya sholat isyroq atau Syuruk karena hadits-haditsnya dinilai oleh mereka sebagai hadits-hadits yang lemah

Peringatan :

Meskipun para ulama berselisih tentang disyari’atkannya sholat Isyraq / Syuruk ini, akan tetapi mereka sepakat tentang dua hal :

Pertama : Keutamaan duduk di masjid setelah sholat subuh hingga terbit matahari. Dan ini merupakan Sunnah Nabi dan kebiasaan para salaf

Imam Muslim, dari jalur Simak bin Harb yang bertanya kepada salah seorang sahabat Nabi  bernama Jabir bin SamurahSamurah :

أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَ: نَعَمْ كَثِيرًا، «كَانَ لَا يَقُومُ مِنْ مُصَلَّاهُ الَّذِي يُصَلِّي فِيهِ الصُّبْحَ، أَوِ الْغَدَاةَ، حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ، وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِي أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ، فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ»

Apakah engkau sering bermajelis dengan Rasulullah ? Iya, sering. Beliau biasanya tidak meninggalkan tempat shalatnya dimana beliau melakukan shalat subuh sampai terbit matahari. Bila matahari telah terbit, beliau bangkit. Mereka (para sahabat) biasa berbincang-bincang dan membahas pengalaman mereka di masa jahiliyyah, hingga mereka tertawa dan beliau tersenyum. (HR Muslim no 670)

Kedua : Tentang keutamaan sholat duha

Dan diantara sholat duha adalah sholat syuruq, yaitu sholat duha yang dikerjakan di awal waktu duha, yaitu sekitar 15 menit setelah matahari terbit.

Akan tetapi para ulama berselisih tentang pahala yang merangkai dua ibadah di atas, yaitu jika seseorang setelah sholat subuh duduk hingga matahari terbit lalu menunggu waktu syuruq lantas sholat 2 rakaát, apakah ia mendapatkan pahala umroh yang sempurna?

Khilaf ini dibangun di atas khilaf para ulama tentang derajat hadits tentang keutamaan sholat syuruq.

Hal ini karena hadits tentang keutamaan sholat syuruq mendapatkan pahala umroh diriwayatkan dari banyak sahabat (yaitu Anas bin Malik, Abu Umaamah al-Bahili, Útbah bin Ábd, Aisyah, dan Ibnu Umar).Akan tetapi semua jalurnya bermasalah dan lemah.

Sebagian ulama memandang bahwa setiap jalur periwayatannya sangat lemah sehingga tidak bisa saling menguatkan untuk naik menjadi derajat hadits hasan.

Diantaranya adalah At-Tirmidzi yang menyatakan hadits ini adalah hadits ghoriib (yaitu dhoif), Ibnu Hazm (Al-Muhalla bil Atsar 5/7), Ibnu Hajar (Nataaijul Afkaar 2/318, beliau menyatakan haditsnya ghoriib) dan didukung oleh ahli hadits kontemporer seperti Mushthofa al-Ádawi, At-Thuraifi, al-Úlwan, Abdullah as-Saád, serta didukung oleh Sa’ad al-Khotslaan.

Dan sebagian ulama yang lainnya memandang bahwa jalur-jalur periwayatannya sebagiannya lemah meskipun sebagiannya yang lain sangat lemah, namun meski demikian masih bisa saling menguatkan sehingga derajatnya naik menjadi hadits hasan.

Diantara para ulama yang menilainya sebagai hadits yang hasan adalah al-Mundziri (At-Targhiib wa at-Tarhiib 1/220), al-Haitsami (Majma’ Az-Zawaaid 10/104 no 16938, dan al-Mubaarokfuuri (Tuhfatul Ahwadzi 2/505), dan didukung oleh ulama kontemporer seperti Al-Albani (Shahih al-Jaami no 6346, As-Shahihah no 3403), Ibnu Baaz (Majmuu’ Fataawa Ibn Baaz 25/171), dan al-Útsaimin (Majmuu’ Fataawa al-Utsaimiin 14/299).

 

Baca Juga: Begini Bacaan Niat dan Tata Cara Mandi Wajib Bagi Wanita Usai Berhubungan Intim

Jumlah raka’at

Adapun jumlah raka’atnya sebagaimana yang dijelaskan pada hadits Anas radhiyallahu ‘anhu yaitu dua raka’at:

مَنْ صَلَّى الغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” 

HR. At-Tirmidzi dalam Sunannya 1/727 no 586

 

Permasalahan

Bolehkah dikerjakan di rumah?

Keutamaan shalat isyroq atau Syuruk yang disebutkan dalam hadits yang telah lalu adalah bagi siapa saja yang berzikir kepada Allah di masjid tempat ia shalat sampai matahari terbit, dan tidak berbicara atau melakukan hal-hal yang tidak termasuk zikir.

Kecuali jika wudhunya batal, maka dia boleh keluar dari masjid untuk berwudhu dan segera kembali ke masjid, karena ini termasuk udzur syar’i baginya.

Shalat dhuha setelah shalat isyroq

Perlu diketahui ketika seseorang sudah melakukan shalat isyroq maka hakikatnya ia telah melakukan shalat dhuha.

Namun jika ingin menambah shalat dhuhanya maka boleh, karena seperti yang dijelaskan dalam pembahasan shalat dhuha, bahwa shalat dhuha tidak ada batasan maksimalnya, namun keutamaan shalat isyroqnya hanya ia dapatkan di dua raka’at pertama saja.

Baca Juga: Begini Makna dan Arti Surat Yasin Ayat 82, Innamaa Amruhu Idzaa Araada Syaian An Yaquula Lahuu Kun Fayakuun

Perbedaan antara shalat isyroq dan shalat dhuha

Walaupun shalat isyroq adalah shalat dhuha yang dikerjakan di awal waktu, namun antara keduanya ada beberapa perbedaan:

  Shalat isyroq Shalat dhuha
Waktu pelaksanaan Hanya di awal waktu dhuha (ketika matahari terangkat setinggi tombak) Dari awal waktunya hingga akhir
Jumlah raka’at Hanya 2 raka’at Boleh lebih dari 2 raka’at
Tempat Hanya di masjid Boleh selain di masjid
Sebab Shalat subuh berjama’ah dan berdzikir di dalamnya hingga matahari terbit

 

 

Demikian rangkuman penjelasan mengenai definisi shotal Syuruk atau sholat Isyroq, hukum hingga perbedaannya dengan sholat Duha

***

 

Editor: Baiq Aprilia Intan Sinara H.

Tags

Terkini

Terpopuler