Network
KILASCIMAHI - Menguak! ternyata ini kontroversi yang terjadi di balik Piala Dunia 2022 Qatar.
Jika di tahun 2018 lalu Rusia terpilih sebagai tuan rumah dalam ajang Piala Dunia tahun 2018. Maka pada tahun 2022 ini Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia tahun 2022.
Tetapi dalam pagelaran Piala Dunia 2022 Qatar ternyata masih dilakukan investigasi terkait kontroversi yang tengah terjadi hingga ajang piala dunia ini digelar.
Dilansir kilascimahi.com dari Youtube Skor Indonesia terkuak inilah kontroversi yang beredar di balik Piala Dunia 2022 Qatar.
Negara-negara besar tidak menyangka, Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Padahal negara ini dikenal sebagai negara miskin.
Di samping itu, sejak tahun 2010 sebenarnya Amerika Serikat yang akan menjadi tuan rumah dalam pengadaan Piala Dunia tahun 2022. Namun kenapa akhirnya menjadi Qatar?
Baca Juga: 558 Orang Masuk Islam Dalam Sepekan, Di Tengah Ketatnya Hukum Negara Qatar Saat Piala Dunia 2022
Tidak banyak yang tahu, di balik kemeriahan dari pagelaran Piala Dunia 2022 Qatar ada derita yang menyebabkan isu negatif kian beredar hingga luar negeri.
Derita ini di mulai dari rakyat kecil hingga melalui kesan-kesan dari negara lain yang merasakan ketidakadilan dari pengadaan Piala Dunia 2022 di Qatar.
Menurut laporan pada Piala Dunia 2022 Qatar telah menyediakan 8 stadion untuk menjadi venue pertandingan selain dari infrastruktur dan hotel-hotel yang juga telah disediakan.
Tidak heran jika Piala Dunia 2022 Qatar disimpulkan sebagai Piala Dunia termegah dan termahal sepanjang sejarah.
Dari sekian tuan rumah pada ajang Piala Dunia, Qatar hingga saat ini tercatat sebagai negara dengan jumlah pengeluaran terbesar dibandingkan dengan negara-negara lain.
Saat ini Qatar tercatat mengeluarkan anggaran 220 Milyar dollar AS, atau Rp3.326 trilliun untuk menyiapkan turnamen empat tahunan ini.
Adapun menurut keterangan Amnesty International berikut 4 fakta yang mencengangkan pada Piala Dunia 2022 di Qatar sebagai tuan rumah hingga menimbulkan kontroversi.
Sebanyak 79% pekerja membayar biaya rekrutmen kepada pihak sponsor dengan jumlah yang tinggi. Sehingga tidak jarang menyebabkan pekerja berbelit hutang kepada pihak sponsor.
Pihak kontraktor seringkali tidak memberikan izin kepada pekerja migran. Bahkan terdapat seorang pekerja yang tidak pernah libur selama 5 bulan.
25% pekerja tidak berani melaporkan kesehatan dan keselamatan kerja karena takut akan dipecat.
4 dari 10 kontraktor menyita paspor pekerja migran. Hal ini merupakan salah satu dari tindakan melanggar hukum.
Baca Juga: Wajah Baru di Ajang Piala Dunia 2022 Qatar: Mendadak Ghanim Al Muftah Menjadi Sorotan!
Dari pelanggaran Hak Asasi Manusia yang tengah dilakukan terhadap para pekerja demi target pencapaian Qatar sebagai tuan rumah pada Piala Dunia 2022, pekerja buruh sangat dipaksakan hingga tidak ada waktu untuk istirahat.
Kontroversi yang terjadi juga selebihnya dinilai karena ada isu korupsi yang terdapat di dalamnya.
Sedangkan yang lebih mengagetkan lagi, derita terjadi pada pekerja migran. Menurut laporan The Guardian, sekitar 6.500 pekerja migran dari Pakistan, India, Nepal, Bangladesh, dan Sri Langka meninggal dunia di Qatar.
Para pekerja migran harus merasakan panas menyengit saat bekerja dengan minim jam istirahat setelah Qatar tercatat sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 sejak tahun 2010 lalu.
Sehingga dari kontoversi isu korupsi dan pelanggaran HAM yang terjadi pada Piala Dunia 2022 Qatar ini masih mencengangkan negara-negara lainnya.
Namun dari berbagai kontroversi yang ada, Piala Dunia 2022 di Qatar tetap diadakan dengan pagelaran termewah sepanjang sejarah.
Semua ini juga bisa menjadi bagian terpenting bagi Qatar untuk menghapus isu negatif bagi negaranya di balik kontroversi yang ada.
Baca Juga: Inilah Profil Ghanim Al Muftah, Duta Piala Dunia 2022 Qatar yang Membawa Spirit Al Qur'an ke Wajah Dunia!
Serta bisa menjadi bagian untuk memperkenalkan Qatar sebagai negara termewah pada pelaksanaan Piala Dunia 2022 kali ini.
Demikian ulasan tentang kontroversi yang terjadi di balik Piala Dunia 2022 Qatar.***
