Saat Ayu Sekarat, Kenapa Widya Menghilang? Ini Penjelasan SimpleMan dalam Kisah KKN di Desa Penari

- 24 Mei 2022, 18:32 WIB
Banyak kejadian mistri yang terjadi dalam kisah KKN di Desa Penari, salah satunya Widya menghilang saat Ayu tengah sekarat, begini penjelasan SimpleMan
Banyak kejadian mistri yang terjadi dalam kisah KKN di Desa Penari, salah satunya Widya menghilang saat Ayu tengah sekarat, begini penjelasan SimpleMan //Instagram/@kknmovie

 

KILASCIMAHI - Kisah KKN di Desa Penari masih menyimpan misteri, salah satunya alasan kenapa Widya bisa tiba-tiba hilang saat Ayu sedang sekarat.

Seperti tertulis dalam thread akun twitter SimpleMan, disebutkan bahwa Ayu matanya terbelalak ke atas sedangkan Bima kejang-kejang.

Kejadian hilangnya Widya saat Ayu sekarat merupakan kejadian yang sangat menegangkan dalam kisah KKN di Desa Penari.

Orang pertama yang menyadari dengan hilangnya Widya adalah Nur karena tidur dalam satu kamar dengan Widya. Kejadian hilangnya Widya merupakan kejadian yang jadi pertanyaan di dalam kisah KKN di Desa Penari.

Baca Juga: Begini Penampakan Anak Dari Bima Yang Terpaksa Menikahi Badarawuhi, Siluman Ular Dalam KKN di Desa Penari

Dalam cerita KKN di Desa Penari yang dituliskan oleh SimpleMan, bahwa hilangnya Widya selama seharian lebih.

Oleh karena itu, begini penyebab hilangnya Widya menurut cerita asli KKN di Desa Penari.

Dalam cerita ini, SimpleMan menuliskan bahwa.

pak Prabu meminta penjelasan lebih detail, setelah itu, Nur menunjukkan barang yang seharusnya ia berikan kepada pak Prabu saat mendapatkanya. tepat ketika membuka kotak itu, pak Prabu yang melihatnya, kaget bukan main, sampai ia tiba-tiba berteriak marah "OLEH TEKAN NDI IKI?!"

(DAPAT DARIMANA KAMU BENDA INI!!) Nur yang kaget, kemudian menjelaskan sisa ceritanya, disana, pak Prabu terlihat frustasi, ia kemudian mengatakan kepada Nur, "nek kancamu gak ketemu, ikhlasno, ben aku sing ngadepi masalah iki" (bila sampai temanmu, tidak ditemukan, ikhlaskan biar aku yang menghadapi sisanya) Nur pun bertanya, benda apa itu sebenarnya, namun pak Prabu tidak bicara, ia harus menunggu datangnya mbah Buyut yang akan menceritakan semuanya.

berjam-jam sudah di lewati namun belum ada kabar satupun dari warga yang kembali, sampai terdengar suara motor mendekat, manakala Nur dan pak Prabu berdiri untuk melihat sesiapa yang datang, mbah Buyut mendetak dengan tergopoh-gopoh, seakan mencari sesuatu,

mbah Buyut mengambil kawaturih, kemudian bertanya siapa yang punya, Nur mendekat, menjelaskan semuanya, ekspresi tenang mbah Buyut, tidak terlihat sama sekali. kemudian ia menatap Ayu, helaan nafas berat mbah Buyut keluarkan, kemudian ia, meminta Prabu membuatkan kopi hitam.

Baca Juga: Jangan Sembarang Kasih Kopi Untuk Lelembut Seperti Mbah Buyut Dalam KKN di Desa Penari, Ini Kata Buya Yahya

mbah Buyut duduk sembari berpikir, banyak pertanyaan yang ia ajukan, mulai sejak kapan ada benda seperti ini disini, lalu bagaimana bisa selendang itu dimiliki Ayu, Nur menceritakan semuanya, saat menyesap kopi itu, mbah Buyut berujar "kancamu, keblubuk angkarah"

(temanmu terjebak dalam pusaran) "trus, yok nopo mbah?" (lalu bagaimana mbah) "siji kancamu wes ketemu, tapi sukmane gorong, tenang sek, yo" (satu temanmu sudah ketemu lagi, tapi rohnya belum, sabar ya) tidak beberapa lama, kerumunan warga mendekat, Wahyu masuk wajahnya pucat.

seorang warga membopong seseorang. ketika Nur melihatnya, ia tidak bisa menghentikan jeritanya, manakala melihat Bima kejang-kejang layaknya seorang yang terkena epilepsi. Wahyu, segera memeluknya, menutupi Nur agar tidak melihat Bima yang menjadi seperti itu.

Mbah buyut kemudian mengatakan, bahwa bahwa sukma dua orang ini sedang terjebak, namun, ada satu orang yang bukan hanya sukmanya yang hilang atau disesatkan, melainkan raganya juga ikut disesatkan, ia adalah Widya, orang yang paling diinginkan oleh, Badarawuhi namun, ia meleset.

Mbah buyut menunjukkan kawaturih, yang harusnya memiliki pasangan, benda ini di letakkan di lengan seorang penari, sebagai susuk, entah ada kejadian apa, Badarawuhi menginginkan benda ini ada pada Widya, namun, Nur yang menemukanya, kemudian mengambilnya, membuat benda ini kehilangan pemilik, yang maka artinya, Nur yang memiliki, tapi, Nur dilindungi, itulah alasan kenapa Nur selalu merasakan bahwa badannya terasa berat di jam-jam tertentu, mbah Dok yang melindungi Nur sudah berkelahi hampir dengan setengah penghuni hutan ini.

setelah itu, pak Prabu meminta agar Ayu dan Bima di tutup oleh kain selendang, di ikat dengan tali kain kafan, membiarkannya seolah-olah mereka sudah tidak bernyawa. mbah Buyut, pergi ke kamar, ia akan mencari Widya, menjelma sebagai Anjing hitam dengan ilmu kebatinannya.

Baca Juga: Inilah Fakta Desa Rowo Bayu Menurut Temuan Erick Thohir yang Kaitkan dengan Cerita KKN di Desa Penari

Pak Prabu membuka rahasia desa penari

pak Prabu menceritakan bahwa memang ada rahasia yang tidak ia katakan dan alasan kenapa ia menolak keras diadakan kegiatan ini sejak awal. tepat di samping lereng, ada tapak tilas, tempat penduduk desa ini mengadakan pertunjukkan tari, bukan untuk manusia namun untuk jin hutan.


ia mengatakan, dulu, setiap diadakan tarian itu, untuk menghindari balak (bencana) bagi desa ini, seriring berjalanya waktu, rupanya, mereka yang menari untuk desa ini, akan ditumbalkan, masalahnya, setiap penari haruslah dari perempuan muda yang masih perawan.

"tapi Ayu pak" kata Nur membantah. "itu masalahnya" kata pak Prabu, "asumsi saya, Ayu sejak awal hanya sebagai perantara, ke Widya lewat Bima, namun, Ayu tidak memenuhi tugasnya, akibatnya, Ayu dibuatkan jalan pintas, ia di beri selendang hijau itu. tau darimana selendang itu?"

selendang para penari. pak Prabu kemudian duduk, matanya merah padam, "seharusnya saya menolak habis-habisan bila bukan karena dia adik teman saya" "selendang itu, adalah selendang yang keramat, tidak ada lelaki yang bisa menolak selendang itu saat di pakai oleh perempuan"

"nak Ayu tidak salah, nak Bima pun begitu, saya yang salah, seharusnya saya tolak kalian semua, toh anak-anak kami pun tidak ada yang tinggal disini, tempat ini, bukan untuk anak setengah matang seperti kalian" mendengar itu, membuat Nur tidak kuasa melihat Ayu,

hari semakin petang, ketika Matahari sudah benar-benar tenggelam, terdengar orang berteriak heboh, ia meneriakkan bila Widya sudah ketemu, pun saat itu juga, Mbah Buyut keluar, wajahnya tampak kecewa, sepertinya ia tidak bisa membawa Ayu dan Bima pulang, lebih tepatnya belum.

momen ketika melihat Widya, membuat Nur tidak bisa bicara apa-apa, ia berjalan dengan gaguk, seperti baru saja menghadapi peristiwa yang sangat berat, bahkan, Widya berjalan dengan mata yang kosong, ia melihat Ayu terus menerus, mencoba memahami situasi.

Baca Juga: Begini Penampakan Sinden Asli, Tempat Widya dan Nur Mandi saat KKN di Desa Penari, Ini Penjelasan Mas Bayu

"Wid, tekan ndi awakmu" (Wid darimana kamu?) tanya Nur, "onok opo iki Nur" (ada apa ini Nur) kata Widya, matanya sembab melihat Ayu dan Bima terbujur, Nur tidak sanggup menceritakannya, Wahyu kemudian berdiri mengatakan semuanya, Widya menjerit sejadi-jadinya, semua diam.

selang beberapa saat, mbah Buyut keluar, ia memanggil Widya, menyuruhnya untuk masuk, dan entah apa yang mereka bicarakan. Nur masih mencoba membangunkan Ayu, meski hal itu, mustahil bisa dilakukan.

ketika melihat mbah Buyut keluar, Nur, Wahyu, dan Anton yang baru tiba, ikut masuk ke dapur, ia hanya melihat Widya murung, seperti memikirkan sesuatu. Wahyu yang sedari tadi sudah menahan diri, mengatakan bahwa Bima dan ayu sudah kelewatan sehingga mereka juga kena getahnya.

Berdasarkan uraian cerita nyata KKN di Desa Penari di atas, diterangkan bahwa Widya tiba-tiba hilang karena sudah ditawan oleh Badarawuhi, benda mistis yang disebutkan di atas telah memperkuat kenapa Widya bisa ditawan.

Baca Juga: Ngeri, Begini Penampakan Kawaturih milik Badarawuhi Untuk Memikat Widya Oleh Bima Dalam KKN di Desa Penari

Demikian itulah mengapa Widya tiba-tiba hilang disaat Ayu sedang sekarat dalam kisah KKN di Desa Penari.*

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x