Pasien Umum RSUD Cibabat Cimahi Bayar Rp 2,1 Juta Per Hari Tapi Memeroleh Pelayanan Yang Sangat Buruk

- 25 Oktober 2023, 08:00 WIB
Pelayana di RSUD Cibabat sangat buruk, pasien umum rogoh malah harus kocek Rp 2,1 juta per hari
Pelayana di RSUD Cibabat sangat buruk, pasien umum rogoh malah harus kocek Rp 2,1 juta per hari /Laksmi Sri Sundari/Galajabar/

KILASCIMAHI - Meski berstatus sebagai rumah sakit umum daerah, RSUD Cibabat Cimahi dinilai menerapkan tarif pelayanan kesehatan yang mahal seperti rumah sakit swasta.

 

Meski pembayaran layanan kesehatan di RSUD Cibabat Cimahi sangat mahal, tapi pelayanan kesehatan yang diberikan sangatlah buruk.

Hal ini diungkapkan oleh salah seorang orang tua pasien yang baru saja merawat anaknya di RSUD Cibabat Cimahi.

Orang tua pasien yang bernama Riffa ini mengaku heran mendapatkan pelayanan buruk dari pegawai RSUD Cibabat Cimahi padahal dirinya memasukkan anaknya dari jalur umum, bukan BPJS.

Baca Juga: Pemilu Belum Usai, Warga Cimahi Khawatir Toren Air Pemberian Caleg Diambil Lagi

''Kebetulan anak saya yang ini kartu BPJS nya belum keluar, jadi saya daftar melalui jalur umum,'' jelas Riffa, Rabu 25 Oktober 2023.

Riffa menjelaskan bahwa dirinya membawa anaknya ke RSUD Cibabat pada Jumat 20 Oktober 2023 dini hari.

Menurut dia, saat itu kondisi anaknya dirasa berada pada level kegawatdaruratan lantaran sudah lemas karena mual dan berkeringat dingin sepanjang hari.

Tapi, kata Riffa, sejak masuk ke ruang UGD RSUD Cibabat Cimahi pada pukul 02.00 WIB, anaknya tidak memperoleh tindakan yang selayaknya diperoleh pasien gawat darurat.

''Anak saya baru di infus sekitar pukul 06.00 WIB. Padahal saya sudah disuruh daftar rawat inap sejak jam 3 atau 4 subuh,'' jelas dia.

Hasil Rontgen Lamban

Ilustrasi, dokter memegang hasil rontgen Paru-paru.
Ilustrasi, dokter memegang hasil rontgen Paru-paru.

Tindakan medis lain yang dianggap kurang profesional dilakukan oleh tenaga medis RSUD Cibabat Cimahi adalah lambannya hasil rontgen dan cek darah.

Menurut dia, dokter jaga di UGD RSUD Cibabat Cimahi awalnya menduga anaknya mengidap infeksi paru-paru.

Oleh karena itu, anaknya itu diminta untuk segera di cek darah dan di rontgen.

''Anak saya disebut suspect infeksi paru, makanya saat daftar ruang inap diminta dimasukan ke ruang isolasi,''jelas Riffa.

Tapi, saat masih di UGD, hasil rontgen maupun hasil cek darah belum keluar.

Sampai anaknya masuk ke ruang perawatan di Gedung C Ruang B 806, tambah Riffa, hasil rontgen dan cek darah pun belum keluar.

Baca Juga: Ini Jadwal dan Daftar Titik Kumpul Pengangkutan Sampah Kota Cimahi Oktober 2023

''Saat ditanyakan ke dokter spesialis anak yang visit pada Jumat pagi sekitar pukul 09.00 WIB, dokter menyebut bahwa hasil rontgen baru keluar sore nanti,''ungkap Riffa.

Menurut Riffa, hal ini tentu saja sangat aneh. Pasalnya, anaknya masuk lewat jalur UGD dan dokter jaga sudah menyebut suspect infeksi paru, tapi kenapa Rontgen dan hasil cek darah begitu lama keluarnya.

''Bukankah hasil rontgen dan cek darah ini sangat menentukan apakah diagnosa dokter itu bener atau salah. Dan tentu saja akan berefek pada obat dan penanganan yang diberikan,''cetus Riffa.

Sepengalamannya di beberapa rumah sakit, khususnya saat masuk UGD beberapa rumah sakit swasta, hasil rontgen dan cek darah itu keluar saat pasien masih dalam penanganan dokter UGD.

Jadi setelah mendapatkan Rontgen dan hasil cek darah, dokter bisa langsung menyimpulkan penyakit dan obat yang diberikan.

''Dan hingga Sabtu 21 Oktober siang, hasil rontgen itu belum saya terima juga,''keluh Riffa.

Lantaran masuk sebagai pasien umum, Riffa pun menanyakan sudah berapa biaya yang dikenakan selama satu hari anaknya di rawat di RSUD Cibabat ini.

''Saya sangat kaget saat petugas administrasi memberitahukan bahwa biaya yang dikenakan selama satu hari itu sudah mencapai Rp 2,1 juta,''ungkap Riffa.

Selama menjaga selama satu hari itu, Riffa hanya melihat anaknya di infus sekitar 2-3 labu saja. Obat yang disuntikan pun baru satu kali. Dan dokter pun baru visit sebanyak satu kali.

Saat visit dokter spesialis anak di hari Sabtu, sosoknya berbeda dengan dokter visit pada hari Jumat.

''Saya pun langsung meminta kepada dokter supaya anak saya bisa pulang atas permintaan sendiri. Sambil saya juga nanyain hasil rontgen yang dijawab dokter belum ada,''ujar Riffa.

Saat proses pembayaran ke kasir, Riffa pun diminta oleh petugas admin untuk me return sebagian obat termasuk infus yang belum terpakai. Barang yang harus di return ini dibungkus dalam satu kantong kresek cukup besar.

Obat-obatan ini pun di return ke bagian farmasi di Lantai 1 Gedung B.

''Setelah di return sebagian obat, saat ke kasir, tagihan pembayaran jadi Rp 1,9 juta. Berkurangnya hanya sedikit,''ungkap Riffa.

Dengan pengalaman ini, Riffa mengaku kecewa dengan pelayanan RSUD Cibabat Cimahi .

Dirinya sering mendengar keluhan warga yang dirawat menggunakan BPJS mengenai pelayanan RSUD Cibabat yang kurang memuaskan.

''Ternyata bukan hanya pasien BPJS, pasien umum pun pelayanan yang diberikan sama buruknya,''pungkas Riffa.

Baca Juga: PPDB 2025 Masih Lama, Warga Cibeber Cimahi Curhat Ke Mang Ali Hasan, Sudah Ketar-Ketir Aturan Zonasi

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari pihak RSUD Cibabat Cimahi.

 

 

 

 

 

 

Editor: Riffa Anggadhitya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah