Jika setuju, kata Dewi, artinya pasien akan mengeluarkan uang untuk selisih biaya ruangan.
''Saya menolak, kan yang saya bawa itu pasien tidak mampu, BPJS kelas III. Kadang saya suka berdebat di situ, tapi biasanya akhirnya petugas menyebut ada ruangan kelas III yang baru saja kosong dan bisa ditempai,''cetus dia.
Satu hal yang kerap membuat Dewi tidak enak hati adalah saat ia disebut calo oleh petugas rumah sakit karena mengantar pasien yang bukan bagian dari keluarganya.
Padahal, tidak ada sepeserpun uang yang ia kutip dari pasien yang ia bantu.
''Malah kebanyakannya mengeluarkan uang sendiri,''keluh dia.
Menurut Dewi, sering kali ia membawa pasien ke rumah sakit dengan menggunakan ambulance. Walaupun gratis, Dewi mengaku tetap perlu merogoh saku untuk biaya makan minum supir.
Baca Juga: Usai Memberi Bantuan Kaki Palsu, IPSM Kota Bandung Kunjungi Korban Tabrak Lari
Pernah, Dewi menangani gelandangan yang ia temukan di jalan. Kaki gelandangan itu terluka, sehingga tidak bisa berjalan.
Ia pun membawanya dengan menggunakan ambulance ke rumah sakit.
''Sampai di IGD rumah sakit, ditangani, dimandikan dan diobati. Tapi tidak bisa sampai rawat inap karena tidak memiliki identitas,''jelas dia.